Minggu, 5 Mei 24

Hadapi Tantangan 2015, OJK Siap Beri Arahan Industri Jasa Keuangan.

Hadapi Tantangan 2015, OJK Siap Beri Arahan Industri Jasa Keuangan.

Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad, berharap agar industri jasa keuangan mau menyiapkan diri untuk mengahadapi tantangan yang berat pada tahun 2015 ini.

Hal itu disampaikannya dalam Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan 2015 di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Jumat malam (16/1/2014).

Dalam acara yang dihadiri oleh para pimpinan dibidang jasa keuangan, baik dari industri perbankan, pasar modal, industri keuangan non bank (IKNB) serta sejumlah asosiasi di industri jasa keuangan tersebut, dia juga menyatakan bahwa OJK siap memberikan arahan pada industri jasa keuangan.

“Secara umum ada tiga hal yaitu mengoptimalkan sektor perekonomian, meningkatkan daya tahan sektor jasa keuangan mewujudkan stabilitas perekonomian dan mendukung pembangunan berkelanjutan, serta meningkatkan akses keuangan dan kemandirian finansial masyarakat dalam mendukung pemerataan pembangunan,” tambah Muliaman.

Selain itu ia juga mengatakan bahwa OJK akan merilis beberapa inisiatif yang terkait dengan perkembangan pasar modal. Salah satunya adalah dorongan untuk menggunakan pendanaan besar dan bersifat jangka panjang dari pasar modal.

“Kami menginginkan agar sejumlah perusahaan, termasuk BUMN, memanfaatkan pendanaan melalui pasar modal di Indonesia, baik penjualan atau penerbitan ekuitas maupun surat utang,” kata dia.

Kemudian untuk meningkatkan pendalaman pasar modal terutama dari sisi penawaran atau suplai, OJK juga menyiapkan inisiatif lain dengan menyederhanakan proses penawaran umum hingga perluasan jenis investasi.

“Dalam meningkatkan pendalaman pasar modal, terutama di sisi penawaran, yaitu penyederhanaan proses penawaran umum, perluasan produk investasi untuk pembiayaan sektor tertentu dan peningkatan kulitas profesi, lembaga penunjang, perusahaan efek dan manajer investasi,” kata dia.

Saat ini OJK mencatat rata – rata pertumbuhan kredit yang diajukan perbankan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) telah mencapai 16,46 persen.

“Kami juga akan memfasilitasi linkage antara bank dengan perusahaan dan penjaminan kredit daerah, bank perkreditan rakyat, dan lembaga keuangan mikro/koperasi untuk mendorong pertumbuhan kredit daerah,” tambah dia.

Selain itu, pihaknya juga akan mengoptimalkan peran bank – bank BUMN untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perbankan nasional. (Kukuh Budiman)

Related posts