Sabtu, 20 April 24

Hadapi Disrupsi Digitalisasi, Kemenag Siapkan Silabus Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Hadapi Disrupsi Digitalisasi, Kemenag Siapkan Silabus Pembelajaran Kurikulum Merdeka
* Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) M Isom Yusqi (kedua dari kiri). (Foto: Kemenag)

Obsessionnews.com – Kementerian Agama (Kemenag) tengah menyusun silabus untuk pembelajaran kurikulum merdeka. Penyusunan silabus ini dibahas bersama dalam kegiatan “Penyusunan Silabus Pembelajaran Diversifikasi pada Madrasah Riset, Madrasah Plus Keterampilan, dan Madrasah Akademik”.

 

Baca juga:

Bukan Satuan Pendidikan, Pesantren Khilafatul Muslimin Tak Terdaftar di Kemenag

Majukan Pendidikan dan Keagamaan, Kemenag Kembali Beri Beasiswa kepada 330 Putra-Putri Papua

Dipergunakan untuk Pemutakhiran Data Pendidikan, Kemenag Gulirkan EMIS 4.0

 

 

Kegiatan ini berlangsung tiga hari, 20 – 20 Juni 2022, dan diikuti Kepala Pengawas Madrasah, Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum dan guru-guru madrasah.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag M Isom Yusqi mengatakan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi semakin canggih dan sangat dinamis. Manusia membutuhkan layanan serba cepat. Seluruh sektor kehidupan terdampak tidak terkecuali dunia pendidikan.

“Dunia pendidikan terdampak disrupsi, layanan pendidikan yang kovensional lambat laun akan tertinggal. Dunia pendidikan dituntut mampu mengimbangi arus modernisasi dengan berbagai turunannya,” ujar Isom dikutip dari situs resmi Kemenag, Selasa (21/6/2022).

Untuk menjawab problem tersebut, lanjutnya, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, salah satunya implementasi kurikulum merdeka pada madrasah dan penyusunan silabus pembelajaran yang inovatif dan futuristik.

“Banyak disrupsi (gangguan) saat ini yang mengganggu tatanan kehidupan kita. Disrupsi yang paling dirasakan adalah disrupsi digitalisasi. Sekarang mau tidak mau kita dihadapkan dengan disrupsi. Siswa dan siswi kita harus dibekali untuk menghadapi kondisi tersebut. Kita tidak bisa kembali ke zaman sebelumnya,” tutur Isom.

Menurutnya, ada empat hal yang perlu diberikan kepada para siswa sebagai bekal. Pertama, pengetahuan tentang digitalisasi. Kedua, pengetahuan tentang globalisasi. Ketiga, perubahan iklim. Dan keempat, perubahan pekerjaan.

“Saya berharap anak-anak dibekali pengetahuan, ketrampilan, dan penguatan karakter agar mereka mampu survive di masa yang akan datang,” ujar profesor bidang kajian Islam ini. (red/arh)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.