Sabtu, 27 April 24

Google Doodle Hari Perempuan Internasional Jadi Trending Topic

Google Doodle Hari Perempuan Internasional Jadi Trending Topic
* Google Doodle Hari Perempuan Internasional

Jakarta, Obsessionnews.com – Sebelumnya kita sudah dibuat penasaran oleh pertanyaan kuis interaktif yang disediakan oleh Google Doodle pas memperingati hari jadi Taman Nasional Komodo ke-37 yang jatuh pada Senin (6/3/2017). Begitu pula hari ini, dalam memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day yang jatuh pada Rabu (8/3/2017), Google menyiapkan sebuah doodle khusus yang ditampilkan di laman utama mesin pencari Google.

Google Doodle memperingati Hari Perempuan Internasional itu menjadi trending topic di mesin pencari Google. Pantauan Obsessionnews.com di Google Trends wilayah Indonesia hari ini pukul 10.13 WIB berita tersebut dicari lebih dari 200.000 kali.

Dari gambaran Google Doodle itu, tak sedikit orang yang menggambarkan atau mendepskripsikan tampilan slideshow pada Google Doodle berbeda-beda. Seperti yang ada dalam penjelasan dibawah ini.

Doodle yang dimaksud berupa slideshow gambar kartun mengenai sejumlah tokoh perempuan dunia yang terkenal dengan karyanya. Tiap slide menunjukkan sang tokoh sedang menggeluti profesinya dengan didampingi seorang anak perempuan. Seolah ingin membimbing si anak agar kelak bisa melakukan pencapaian serupa.

Ada 13 tokoh perempuan dari berbagai bidang yang diketengahkan oleh Google lewat coretan doodle besutannya di International Women’s Day, mulai dari pelukis, pengacara, aktris, penulis, hingga astronot.

Akhir slide akan menampilkan tombol search berupa kaca pembesar yang akan menampilkan laman pencarian berisi ke-13 tokoh perempuan tersebut di bagian paling atas, antara lain ada Lovelace, Lotfia ElNadi, Lee Tai-young, dan Miriam Makeba.

Hari Perempuan Internasional sendiri memperingati perjuangan perempuan untuk memperoleh hak-haknya di masyarakat. Diwakili ke-13 tokoh, para perempuan sepanjang sejarah telah membuktikan diri bahwa mereka sama baiknya dengan kaum laki-laki dalam berbagai bidang.

Selain itu ada juga yang menggambarkan isi dari slideshow dari Doodle itu adalah Google melihat kembali sejarah tentang para perempuan pionir yang mengukir jalan bagi kaumnya hari ini. Google menghadirkan perjalanan melintasi ruang dan waktu untuk mengenang para perempuan fenomenal.

Slideshow tersebut memperlihatkan perempuan cilik yang mendengarkan cerita pengantar tidur terbaik yang pernah ada dari neneknya.

Sang nenek berkisah tentang para pahlawan perempuan. Dalam imajinasinya, si gadis kecil lalu mengunjungi 13 tokoh perempuan berpengaruh dan mengajak kita dalam perjalanan panjang sejarah di berbagai penjuru dunia.

Sebagian sosok perempuan dalam Google doodle hari ini memang bukanlah perempuan rumahan. Mereka adalah sosok yang membuktikan eksitensinya di dunia luar dengan caranya sendiri. Mereka menjalani berbagai profesi dan minat. Mereka juga berasal dari berbagai negara.

Nyatanya, semua tokoh perempuan itu sebenarnya pernah ditampilkan secara terpisah sebagai individu dalam Google doodle sebelumnya tapi hanya muncul di tampilan Google lokal di negara asal mereka.

Meski berbeda-beda mengartikan gambar slideshow pada Google Doodle, pada intinya semangat murni dari Hari Perempuan Internasional adalah menyampaikan pesan dari kisah para perempuan yang tidak pernah terdengar sebelumnya.

Sejarah Hari Perempuan Internasional

Hari Perempuan Internasional sesungguhnya merupakan kisah perempuan biasa dalam menoreh catatan sejarah; sebuah perjuangan berabad-abad lamanya untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat, seperti juga kaum laki-laki.

Di masyarakat Yunani Kuno, Lysistrata menggalang gerakan perempuan mogok berhubungan seksual dengan pasangan mereka untuk menuntut dihentikannya peperangan.

Sedangkan dalam Revolusi Prancis, perempuan di Paris berunjuk rasa menuju Versailles sambil menyerukan ‘Kemerdekaan, Kesetaraan dan Kebersamaan menuntut hak perempuan untuk ikut dalam pemilu.

Wacana memperingati Hari Perempuan Internasional sebetulnya telah berkembang sejak seabad lalu. Ini ketika dunia industri sedang dalam masa pengembangan dan pergolakan, peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan pemunculan paham-paham radikal.

Berikut adalah kronologi singkat dari beberapa kejadian penting yang mengiringi perjalanan Hari Perempuan Internasional seperti dikutip dari situs Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH-APIK):

1909: Dalam rangkaian pendirian Partai Sosialis Amerika, Hari Perempuan Nasional pertama kali diperingati pada 28 Februari di AS. Hari tersebut kemudian terus diperingati oleh para perempuan AS pada setiap hari Minggu terakhir Februari hingga 1913.

1910: Pertemuan kelompok sosialis internasional di Kopenhagen, Denmark, memutuskan untuk memiliki Hari Perempuan Internasional sebagai penghormatan atas hak-hak asasi perempuan dan mendorong diperolehnya hak suara bagi semua perempuan di dunia.

Keputusan ini diterima secara bulat oleh semua peserta yang diikuti lebih dari 100 perempuan dari 17 negara, termasuk tiga perempuan pertama yang dipilih sebagai anggota parlemen Finlandia. Namun pada saat itu, mereka belum memutuskan pada tanggal berapa peringatan hari tersebut akan diadakan.

1911: Sebagai tindak lanjut dari keputusan yang telah diambil setahun lalu, Hari Perempuan Internasional untuk pertama kali diperingati (pada 19 Maret) di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss. Lebih dari sejuta perempuan dan laki-laki bersama-sama turun ke jalan untuk merayakannya.

Selain hak untuk ikut serta dalam pemilu dan posisi di dalam pemerintahan, mereka menuntut hak bekerja, kesempatan memperoleh pelatihan, dan penghapusan diskriminasi gender dalam pekerjaan.

Kurang dari seminggu sejak peringatan tersebut, pada 25 Maret terjadi insiden tragis di New York, AS, yang menewaskan lebih dari 140 buruh perempuan yang kebanyakan adalah imigran asal Italia dan Yahudi.

Kejadian ini sangat mempengaruhi peraturan perburuhan di AS dan kondisi kerja yang menyebabkan insiden ini terjadi kemudian dikecam habis-habisan selama peringatan Hari Perempuan Internasional tahun berikutnya.

1913-1914: Sebagai bagian dari upaya perdamaian yang berkembang selama berlangsungnya Perang Dunia I, perempuan Rusia memperingati Hari Perempuan Internasional untuk pertama kali pada hari Minggu terakhir Februari 1913.

Di belahan Eropa lainnya, pada atau sekitar 8 Maret di tahun berikutnya, perempuan berunjuk rasa baik untuk memprotes perang maupun sebagai ungkapan solidaritas kepada saudara-saudara perempuan di manapun juga.

1917: Karena dua juta tentara Rusia terbunuh dalam perang, perempuan Rusia sekali lagi turun ke jalan pada hari Minggu terakhir di bulan Februari menyerukan ‘Roti dan Perdamaian’. Para pemimpin politik menentang unjuk rasa tersebut, tetapi para perempuan ini tetap bertahan.

Sejarah mencatat bahwa empat hari kemudian, Raja Rusia Tsar Nicholas II turun tahta dan pemerintahan sementara mengakui hak perempuan untuk ikut serta dalam pemilu.

Hari bersejarah itu jatuh pada 23 Februari di Kalender Julian yang digunakan di Rusia atau tanggal 8 Maret menurut kalender Gregorian (kalender Masehi yang juga kita gunakan).

Pada 1920, hampir tidak pernah lagi diperingati Hari Perempuan Internasional. Namun pada tahun 1975, melalui kepeloporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Hari Perempuan Internasional akhirnya diperingati kembali pada setiap tanggal 8 Maret. (Purnomo)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.