Sabtu, 4 Mei 24

Gagal Panen Akibat Banjir, Sumbar Hadapi Rawan Pangan

Gagal Panen Akibat Banjir, Sumbar Hadapi Rawan Pangan
* Reydonnyzar Moenek.

Padang, Obsessionews – Banjir dan longsor yang melanda 10 daerah di Sumatera Barat (Sumbar) pada Senin (8/2), tidak hanya menelan korban jiwa. Infrastrukur jalan dan jembatan rusak, berikut rumah masyarakat. Disamping itu, ribuan hektar sawah puso.

Penjabat (Pj) Gubernur Sumbar, Reydonnyzar Moenek mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar tengah mengkaji kemungkinan memberikan bantuan kepada petani yang sawahnya puso.

“Mereka mengungsi karena bencana, sawahnya rusak. Untuk itu, kita bersama Kabupaten/Kota mengkaji kemungkinan mengucurkan bantuan bagi warga yang sawahnya puso. Prinsipnya kita ingin memberikan bantuan segera,” kata Reydonnyzar Moenek, usai menggelar rapat penangganan bencana di kediaman dinasnya di Padang, Rabu (10/2).

Donny menjelaskan, pihaknya tengah mengkaji bagaimana mekanisme pemberian bantuan, apakah menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi atau Kabupaten/Kota setempat. Demikian juga dengan pendataan terhadap sawah yang mengalami puso.

Sementara itu, Kepala Bidang Ketersediaan dan Kelembagaan Pangan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumbar, Ramon mengatakan, lahan sawah masyarakat yang puso sekitar 500 hektar. Sawah yang siap panen itu terdapat di Kabupaten Solok Selatan.

“Bencana ini kan melanda 10 Kabupaten/Kota. Tim kami turun ke lapangan. Mungkin yang puso mencapai Seribu lebih. Yang terdata baru Solok Selatan 500 Hektar,” kata Ramon usai mengikuti rapat penangganan bencana di kediaman dinas Pj Gubernur Sumbar, Rabu (10/2).

Ramon memperkirakan, akan terjadi kerawanan pangan di Sumbar dalam beberap bulan ke depan, sebagai akibat dari dampak puso yang terjadi. Namun demikian, Badan Ketahanan Pangan sudah menyikapi kondisi yang terjadi dengan menyiapkan beras cadangan di provinsi sebanyak 253 Ton. Akan tetapi, beras itu tidak bisa diberikan saat ini, melainkan setelah tanggap darurat berakhir.

“Pemberian bantuan beras itu ada aturannya. Selain menunggu selesai tanggap darurat, juga harus ada permintaan dari Bupati/Walikota terlebih dahulu, karena di masing-masing Kabupaten/Kota juga ada alokasi beras cadangan ini,” papar Ramon.

Ramon menambahkan, bantuan ketahanan pangan yang saat ini bisa diberikan ke wilayah terdampak bencana yakni berasal dari anggaran penanggulangan daerah rawan pangan. Akan tetapi jumlahnya terbatas, hanya Rp 40 juta.

“Anggaran untuk penanggulangan daerah rawan pangan bisa dikucurkan tanpa menunggu masa tanggap darurat selesai. Dana itu direalisasikan dalam bentuk sembako, bisa minyak, gula dan mie instant,” kata Ramon. (Musthafa Ritonga)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.