Kamis, 2 Mei 24

FAM Indonesia Optimis Jadi Organisasi Kepenulisan Terbesar

FAM Indonesia Optimis Jadi Organisasi Kepenulisan Terbesar
* Para pegiat Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia merayakan 5 tahun usia komunitas kepenulisan nasional ini di Pare, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (11/3/2017). (Foto: Ist)

Kediri, Obsessionnews.com – Lima tahun perjalanan Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia di ranah literasi Tanah Air. Sepanjang usia yang masih muda itu, komunitas penulis ini tetap eksis berkarya, membina generasi muda.

“Tidak terasa usia FAM Indonesia sudah lima tahun. Eksistensi FAM tidak lepas dari keaktifan seluruh anggota yang tersebar di berbagai kota di Tanah Air dan mancanegara,” kata Sekjen FAM Indonesia, Aliya Nurlela, di kantor pusat FAM Indonesia Pare, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (11/3/2017) melalui keterangan tertulis.

Sekjen FAM Indonesia, Aliya Nurlela, memotong kue ulang tahun.

Sebagai tanda syukur, FAM Indonesia merayakan ulang tahun ke-5 dengan doa bersama di kantor pusat FAM Indonesia. Selain dihadiri para pegiat FAM Indonesia, syukuran milad dengan memotong kue ulang tahun itu juga diramaikan sejumlah pelajar dan mahasiswa.

“Di usia lima tahun FAM telah melalui proses panjang di dunia literasi, meski banyak yang perlu dibenahi,” kata penulis novel Lukisan Cahaya di Kota Galuh itu.

Koordinator FAM Wilayah Jawa Barat Dedi Saeful Anwar mengatakan, di usia terbilang masih belia FAM Indonesia telah berkiprah dalam memajukan dunia literasi terutama di kalangan pelajar, remaja dan para penulis pemula.

Menurut penulis buku Senyum Nolina itu, FAM Indonesia tampak semakin semangat menggelorakan pentingnya membaca buku dan menulis karangan melalui berbagai kegiatan pelatihan kepenulisan, kopdar, diskusi, bedah buku, seminar, dan lainnya.

“FAM juga telah ikut membantu menerbitkan ratusan buku karya anggotanya sehingga kaderisasi FAM untuk melahirkan penulis baru terus berjalan,” kata Dedi.

Koordinator FAM Cabang Depok Muhammad Suharto menyebutkan, FAM Indonesia telah memberikan ruh semangat bagi banyak orang untuk berkarya, mengabdikan diri di dunia literasi yang terasa masih asing.

“Perkembangan teknologi semakin pesat, jangan sampai dunia literasi ditelan bumi. Harus terus ada hingga akhir zaman,” harapnya.

Sementara itu Koordinator FAM Luwu Raya, Alvin Shul Vatrick, optimis FAM Indonesia akan menjadi organisasi kepenulisan besar di masa mendatang. “Banyak pengalaman di dunia kepenulisan yang saya dapat sejak bergabung dengan FAM Indonesia. FAM telah memantik api semangat saya berkarya,” katanya.

Ketua Umum FAM Indonesia Muhammad Subhan menyampaikan terima kasih kepada seluruh pengurus dan anggota FAM Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri yang telah ikut aktif membesarkan komunitas ini.

“Keaktifan seluruh anggota FAM telah memanaskan mesin organisasi ini. Mari terus bekerja dan berkarya,” ujar Muhammad Subhan yang juga penulis novel “Rumah di Tengah Sawah”.

Agenda literasi FAM Indonesia dalam waktu dekat ini adalah meluncurkan 60 buku karya pegiat FAM Indonesia serta Lomba Baca Puisi Tingkat SLTP/sederajat se-Kabupaten Kediri. Acara tersebut diselenggarakan pada 25 Maret 2017 di Perpustakaan Daerah Mastrip Pare, Kediri. Acara juga diramaikan dengan bazaar buku dan talkshow kepenulisan. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.