Selasa, 14 Mei 24

Dukung Pembantaian Muslim Rohingya, Israel Beri Bantuan Senjata ke Myanmar sejak 1952

Dukung Pembantaian Muslim Rohingya, Israel Beri Bantuan Senjata ke Myanmar sejak 1952
* Muslim Rohingya yang digenosida rezim Myanmar. (BBC)

Dokumen terbongkar! Ternyata Israel disebut mendukung militer Myanmar dalam genosida (pembantaian) terhadap muslim Rohingya dan Perang Saudara pada 1952.

Dukungan itu tertuang dalam dokumen Kementerian Luar Negeri Israel setebal 25 ribu halaman yang dirilis media Haaretz.

Dalam dokumen itu terungkap hubungan Israel dengan Myanmar. Dokumen itu juga memperlihatkan sikap Israel pada Myanmar. Dari sana, terlihat mereka memiliki hubungan yang erat antar-militer.

Dokumen itu juga merinci bagaimana Israel mempersenjatai dan melatih tentara Burma–nama Myanmar terdahulu–dari 1950-an hingga 1980-an.

Sejak kekuasaan Inggris berakhir di Myanmar pada 1948, perang saudara berkecamuk di sejumlah wilayah negara itu.

Melansir Middle East Monitor, Israel menganggap perang saudara tersebut sebagai ‘peluang emas’ untuk meningkatkan penjualan senjata ke Myanmar.

Perang saudara di Myanmar terjadi pada September 1952. Imbas perang ini, sekitar 30 ribu nyawa melayang.

Sebuah dokumen dari Kemlu Israel yang dikirim ke Perdana Menteri David Ben Gurion mengungkap, 55 persen anggaran negara dialokasikan untuk tujuan pertahanan.

Pada Maret 1954, Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri, Walter Eytan, juga menulis surat kepada Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Moshe Dayan.

“Burma [Myanmar] merupakan rekan paling setia Israel di Asia. Hubungan antara tentara Israel dan tentara Burma bisa menjadi sangat vital, setidaknya secara diplomatis,” kata dia dalam surat tersebut.

Surat itu kemudian berlanjut, “Dengan keadaan hubungan antara Israel dan Myanmar saat ini, sebenarnya tak mungkin menolak permintaan tentara Burma.”

Kerja sama pertahanan antara Myanmar dan Israel berupa 30 pesawat tempur, ratusan ribu amunisi, 1.500 bom napalm, 30 ribu barel senapan, ribuan mortir, dan perlengkapan militer lain.

Selain itu, puluhan ahli Israel dikirim ke Myanmar untuk misi pelatihan. Banyak pula militer Myanmar berkunjung ke Israel untuk mempelajari soal IDF.

Dalam kerja sama ini, Israel juga mendirikan perusahaan pelayaran, pertanian, pariwisata, dan konstruksi di sana.

Myanmar juga disebut mengikut jejak Israel untuk menginvasi dan merampas tanah. Hal ini terbukti dengan pangkalan militer yang berdiri di wilayah yang dihuni etnis minoritas.

“Kami tertarik membangun hubungan antara Mossad kami dan Mossad Burma,” kata Direktur Asia Desk, Kalman Banner, pada Januari 1982 lalu.

Pernyataan itu muncul usai pasukan Myanmar membersihkan etnis orang-orang Rohingya.

Sejak 2017, tercatat hampir 24 ribu Muslim Rohingya tewas di tangan pasukan Myanmar. Selain itu, 34 ribu hangus terbakar, 114 ribu mendapat pukulan.

Menurut badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA) sebanyak 18 ribu perempuan dan anak perempuan juga mengalami pemerkosaan dan sekitar 115 ribu rumah dibakar.

Namun, usai panen kritik, Israel mulai menjaga jarak. Pada 2019 lalu, Kemlu Israel mengumumkan, Myanmar tak bisa lagi mengirim perwakilan ke pameran senjata di negaranya. (CNNIndonesia/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.