Diperlukan Empat Kecerdasan dalam Kelola dan Kembangkan Pendidikan Alquran

Diperlukan Empat Kecerdasan dalam Kelola dan Kembangkan Pendidikan Alquran
Balikpapan, obsessionnews.com – Kementerian Agama (Kemenag) tiada henti-hentinya terus mengupayakan meningkatan kompetensi para pengelola lembaga pendidikan Alquran (LPQ). Direktur Jenderal  Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, selain mimpi kompetensi menjadi kunci prestasi.   Baca juga:Pakar Hermeneutika UIN Yogyakarta Tawarkan Pendekatan Tafsir Alquran di Era Kekinian7 Ciri Orang Munafik yang Tercantum dalam AlquranHNW Kutuk Lembaran Alquran Jadi Pembungkus Petasan     Menurut pria yang akrab disapa Dhani ini, kompetensi yang dicanangkan dalam pendidikan Alquran menyangkut pengembangan diri dan akal/kecerdasan dengan baik. Setidaknya diperlukan empat kecerdasan dalam mengelola dan mengembangkan Pendidikan Al-Qur'an. Pertama, kecerdasan intelektual.  Hanya orang cerdas secara intelektual yang mampu membangun skala prioritas. Bagaimana ia menciptakan mitigasi ketika ada masalah. "Ekspektasi pada Pendidikan Alquran sangat penting karena memainkan emosi dan perilaku," uja Dhani ketika memberikan sambutan pada “Peningkatan Kompetensi Manajemen dan Pedagogik Pendidikan Al-Qur'an” di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022), seperti dikutip dari website Kemenag, Kamis (3/2). Kedua, kecerdasan fisikal. Ini sangat penting untuk ustadz Pendidikan Alquran karena terkait langsung dengan implementasi kitab suci. Ketiga, tutur Guru Besar UIN Sunan Gunung Jati Bandung ini, kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional yakni tenang menghadapi apa pun dan bisa memberikan jalan keluar yang terbaik. "Keempat adalah kecerdasan sosial, yakni kemampuan untuk berinteraksi dan membangun komunikasi dengan siapapun," ujar Dhani. Sikap supel dalam pendidikan Alquran sangat penting. Sebab, kata Dhani, basic dari Alquran adalah akhlak. Rasulullah diutus di antaranya untuk menyempurnakan dan sebagai teladan akhlak. Sementara itu Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Rohmat Mulyana mengungkapkan, meski merupakan pendidikan non formal, peran LPQ sangat strategis, sebagai media pengenalan Alquran sejak dini. Alquran yang diajarkan pada usia emas akan menjadikan neuron/syaraf mampu menyimpan secara kuat. Untuk mendukung target pembelajarannya, perlu ada kurikulum pendidikan Alquran yang komprehensif dan didukung kemampuan pedagogik ustadz. "Sudah saatnya pula dihadirkan Badan Akreditasi Nasional Non Formal (BAN NF) untuk menjaga mutu dan kualitas Lembaga Pendidikan Alquran," kata Rohmat. Eksistensi LPQ sampai saat ini, lanjutnya, tidak lain karena semangat ruhul jihad dari para ustaz. "Pemerintah hadir untuk memenuhi dan memperhatikan hak hak para ustadz tersebut," ucap Rohmat. Peningkatan Kompetensi Manajemen dan Pedagogik Pendidikan Alquran berlangsung tiga hari, 30 Januari - 1 Februari 2022. Kegiatan ini diikuti para Kasi utusan Kanwil Kemenag Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara. Hadir juga para ustadz pengelola/Kepala Sekolah Pendidikan Alquran di Kalimantan Timur. Sebagai narasumber hadir Direktur PD Pontren, KH. Syaifullah Ma’shum dari Jam’iyyaul Qurro’ wal-Huffadh dan Dr. Phil. Syaifuddin Zuhri, MA. (Praktisi Pembelajaran berbasis IT).  (red/arh)