Oleh: Salamuddin Daeng (Peneliti Universitas Bung Karno)
Dimas kanjeng merupakan simbol perlawanan serius terhadap rezim keuangan internasional. Siapa mereka yang dilawan dimas kanjeng yakni institusi keuangan global, investment bank, insurance, bank central, dan pemerintahan bonekanya diseluruh penjuru dunia.
Rezim keuangan global telah melakukan penggandaan uang sehingga utang seluruh masyarakat dunia telah melebihi jumlah uang yang beredar. Dengan sistem komputerisasi yang canggih mereka tidak perlu kertas untuk mencetak uang, cukup dengan menggandakan nominal dalam mesin mesin digital.
Bank central seluruh dunia mencetak dan menggandakan uang tanpa dasar yang jelas, akibatnya terjadi inflasi global. Uang digandakan lalu dijadikan utang bagi negara berkembang dan masyarakat.
Itulah mengapa jumlah uang yang diterbitkan pada tingkat global sudah 10 kali lebih besar dibandingkan PDB dunia. Juga utang negara negara telah jauh melebihi jumlah uang beredar di negara negara tersebut.
Pemerintahan negara mengandalkan uang melalui surat berharga negara tanpa dasar yang jelas dan digunakan sebagai alat transaksi. Obligasi negara dijadikan alat transaksi, padahal obligasi diterbitkan tanpa jaminan apa apa. Ini adalah penggandaan uang yang sangat membahayakan.
Bank-bank mencetak kartu kredit untuk menjadi alat transaksi cukup dengan membuat nominal pada kartu kredit tanpa dasar yang jelas. Mereka menggandakan uang tanpa mesin cetak dan tanpa kertas. Penggandaan uang semacam ini adalah kejahatan kepada masyarakat. Masyarakat berproduksi dibayar dengan angka digital.
Dimas Kanjeng melawan mereka dengan cara membuat uang, dolar, rupiah, Yuan, Yen, bisa dibuat tanpa bantuan mesin tanpa kertas tapi datang begitu saja dari alam ghoib.
Dimas Kanjeng adalah ancaman bagi rezim global. Orang seperti Dimas Kanjeng bisa menghancurkan dominasi dan kejahatan rezim keuangan global dan jaringannya yakni bank Central, otoritas jasa keuangan, asuransi dan perbankkan.
Kalau ada banyak Dimas Kanjeng maka dolar bisa dibuat, Yuan bisa dibuat, uang tersebut bisa kita kirimkan sebagai utang ke AS dan China. Dengan kemampuan Dimas Kanjeng maka Indonesia bisa menjadi tuan yang memberi utang. Tidak lagi seperti rezim saat ini yang menjadi klien utang AS dan China. ***