Minggu, 28 April 24

Dewi Tenty Sebut Koperasi di Indonesia Jalan di Tempat

Dewi Tenty Sebut Koperasi di Indonesia Jalan di Tempat
* Peluncuran buku “Gelombang Pasang Koperasi Simpan Pinjam Indonesia” karya Dewi Tenty Septi Artiany di Tamarind & Lime , Jl Suryo 7 Senopati, Jakarta Selatan, Kamis (27/7/2023). (Foto: Ali Usman/obsessionnews.com)

Obsessionnews.com –  Sebuah buku berjudul “Gelombang Pasang Koperasi Simpan Pinjam Indonesia” diluncurkan di Tamarind & Lime , Jl Suryo 7 Senopati, Jakarta Selatan, Kamis (27/7/2023). Penulis buku setebal 268 halaman ini adalah Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, S.H., M.H., MK.n., notaris yang juga pemerhati koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan ekonomi kreatif.

“Sejatinya, melalui koperasi kita bisa menyelaraskan kehidupan untuk maju secara financial dalam kebersamaan,” tulis Dewi dalam sekapur sirih buku itu.

 

Baca juga: Dewi Tenty Septi Artiany Luncurkan Buku “Gelombang Pasang Koperasi Simpan Pinjam Indonesia”

 

 

Menurutnya, manusia sebagal makhluk sosial tidak bisa lepas dari interaksi dengan sesama baik dalam kegiatan sosial maupun perekenomian.

“Melalui koperasi kita dapat merangku| keduanya, bekerja bersama-sama untuk mencapai kesejahteraan bersama,” tulisnya.

Lahirnya koperasi pun dimulai dengan adanya kebutuhan masyarakat bersama untuk membangun suatu tataran perekonomian yang lebih baik.

Dewi mengkritisi lebih dari tujuh dekade koperasi hadir di Indonesia, Jargon “soko guru perekonomian nasional” yang disandang koperasi masih belum menemukan momentumnya. Ia menyebut koperasi di Indonesia dapat dikatakan jalan di tempat, atau malah mundur ke belakang, banyaknya regulasi yang diharapkan dapat memudahkan koperasi untuk lebih maju, di sisi lain menimbulkan ambiguitas dan kebingungan tentang ke mana arah koperasi ini akan dibawa? Ditambah adanya pemberitaan tentang 8 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang merugikan masyarakat sebesar Rp 26 triliun semakin menghantam dunia perkoperasian di Indonesia.

“Hal ini menjadi antitesa dari koperasi sebagai kumpulan anggota (bukan kumpulan modal) yang berjalan beriringan untuk kebaikan bersama, dengan konsep gotong royong koperasi seharusnya menjadi titik temu bagi masyarakat untuk dapat menolong dirinya sendiri,” tulisnya.

Dewi berharap melalui terbitnya buku ini untuk dapat mengembalikan geliat koperasi sebagai cerminan jatidiri koperasi yang dapat kembali menjadi soko guru bagi perekonomian rakyat di Indonesia. (Ali/red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.