Obsessionnews.com – Di kediamannya yang asri, Christine Hakim berbagi cerita tentang perjalanan kariernya sebagai seorang aktris. Saat ia memulai kariernya, banyak orang yang meragukan keputusannya untuk menjadi seorang bintang film. Namun, ia merasa bersyukur karena memiliki orang-orang terdekat yang selalu mendukung pilihannya, termasuk sang ibu. Dukungan ini memberinya kekuatan untuk mengejar mimpinya dalam dunia perfilman.
Menjadi seorang aktris juga membawa sejumlah tantangan. Christine mencatat bahwa ketika berperan dalam film “Tjoet Nyak Dhien,” ia menghabiskan tiga tahun dalam proses pembuatannya, mulai dari riset hingga syuting. Proses ini sangat mendalam dan menguras emosi. Dalam waktu tiga tahun setelah film itu selesai, Christine baru mampu membicarakannya tanpa menangis, menyadari bahwa dia bukanlah pahlawan sejati yang ia perankan.
Baca juga: https://www.obsessionnews.com/perjalanan-panjang-christine-hakim-dalam-dunia-seni-peran/
“Karena sulit sekali untuk keluar dari emosi Cut Nyak Dien, saya memutuskan tinggal di Ubud selama tiga bulan untuk belajar tari Bali,” ungkap Christine dikutip dari Majalah Women’s Obsession, Kamis (2/11/2023).
Lalu ia mencari cara untuk melepaskan diri dari karakter yang begitu melekat padanya. Hal yang sama terulang ketika ia selesai berperan sebagai Dokter Pertiwi dalam serial “The Last of Us.” Kali ini, ia memutuskan untuk belajar tari topeng Cirebon sebagai cara untuk meredakan karakter yang melekat pada dirinya sebelum menerima tawaran bermain di film selanjutnya.
Christine merasa beruntung karena selalu dikelilingi oleh orang-orang baik hati yang bersedia berbagi ilmu dengan dirinya. Salah satunya adalah Slamet Rahardjo, yang mengajarkan bagaimana mendalami karakter, mencari jiwa atau roh dari karakter yang harus diperankan.
Baca juga: Christine Hakim Banggakan Nama Bangsa di Dunia Film Internasional
Dalam perjalanan kariernya, Christine juga mencatat pengalaman berperan dalam film “Perempuan Tanah Jahanam” di mana ia merasakan betapa sulitnya menjadi karakter yang jahat. Pengalaman ini menjadi peringatan baginya untuk selalu menjaga kejernihan hati dan akal sehat, serta logika berpikirnya.
Ia menganggap pembelajaran ini sebagai bagian penting dalam hidupnya, dan ia merasa terbentuk oleh berbagai pengalaman, baik dari produser, sutradara, kru, sesama lawan main, maupun karakter-karakter yang ia perankan. Semua kontribusi ini membantu membentuk dirinya menjadi individu yang ia adalah sekarang.
Christine bukan hanya seorang aktris yang berbakat, tetapi juga seorang pembelajar yang tekun. Ia terus berkembang dan menghadapi setiap tantangan dalam dunia seni peran dengan semangat dan dedikasi. Melalui kisah hidupnya, ia menginspirasi banyak orang untuk mengikuti impian mereka dan menjalani perjalanan yang unik dalam mencapai kesuksesan. (Poy)
