Sabtu, 27 April 24

BPH Migas dan PGN Lakukan Kunjungan ke Bogor, Ini Tanggapan Pelanggan Soal Jargas

BPH Migas dan PGN Lakukan Kunjungan ke Bogor, Ini Tanggapan Pelanggan Soal Jargas
* Tim Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH MIGAS) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang melakukan kunjungan ke pelanggan Jargas di wilayah Bogor, Jawa Barat. (Foto: Fikar Azmy/OMG)

Jakarta, obsessionnews.com – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) wilayah Bogor melakukan kunjungan ke para pelanggan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) di wilayah area Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (11/2/2021).

Hal itu dilakukan sebagai acuan pengambilan data dan gambar-gambar untuk pembuatan buku yang bertemakan ‘Jargas Itu Bersih dan Murah’. Selain itu untuk memastikan bahwa jargas itu benar-benar bermanfaat untuk masyarakat dan para pelanggannya.

Dalam kesempatan tersebut, Tim Obsession Media Group (OMG) diajak oleh BPH Migas dan PGN mengunjungi rumah-rumah para pelanggan jargas di wilayah Bogor.

Rahmat, salah satu pelanggan jargas di Kelurahan Suka Hati, Cibinong, Bogor, mengaku sudah empat tahun menggunakan jargas ini. Dia mengatakan, penggunaan jargas ini lebih murah dibandingkan menggunakan gas tabung 3 kg.

“Dibandingkan dengan menggunakan tabung, jauh lebih enak ini. Jadi rupiahnya kalau biasa pakai tabung gas yang melon itu habis sekitar 4 tabung, kalau menggunakan jargas ini sebulannya kita hanya membayar Rp 60 ribu. Lebih hemat dan murah,” ujar Rahmat kepada tim OMG.

Tak hanya soal kemurahannya, petugas PGN yang dipercaya menanggulangi jargas program pemerintah ini lebih kooperatif dan sigap apabila ada masalah tentang jargas yang dialami oleh pelanggannya.

“Kalau ada yang kurang atau kerusakan apa, kooperatif langsung 24 jam. Misalnya ada kebocoran, petugasnya langsung datang dan betulin. Pernah waktu itu, ngak dipakai tapi meteran jalan terus. Lalu laporan ke petugas, pak ini ada yang bocor, petugas langsung datang dan membetulkan,” ungkap Rahmat.

Bicara soal kekhawatiran memakai jargas, awalnya Rahmat merasa takut. Setelah diberikan sosialisasi oleh petugas, baru dia yakin bahwa jargas ini aman.

“Awalnya pasti takut ya, karena dulu biasa pakai minyak tanah, kemudian pakai tabung yang elpiji juga. Yang kita bayangkan saat itu, menggunakan tabung apinya kencang, nah jargas ini mungkin bisa lebih kencang lagi. Ternyata nggak, jargas jauh lebih aman,” ucapnya.

Rahmat juga mengaku, awal dia memasang jargas ini berawal dari sosialisasi pemerintah yang menawarkan program dari pemerintah, yakni pengganti gas tabung dengan menggunakan gas alam, yakni jargas.

“Awalnya mendapatkan info dari kelurahan. Nanti ada program gas alam. Nanti dari tabung ganti menjadi gas alam. Yang namanya program dari pemerintah ini pasti benar ya, kita respon,” ujarnya.

Namun, lanjut Rahmat, yang terdata memasang jargas ini kurang lebih sekitar 30% saja dari jumlah Kartu Keluarga (KK) di RT kelurahan tersebut.

“Hanya pada waktu itu yang ke data hanya beberapa persen saja, mungkin pada waktu itu rumah belum begitu banyak atau kuota terbatas atau bagaimana. Dari 185 kartu keluarga hanya terpasang sekitar 60 KK,” jelasnya.

Untuk itu, dia berharap dari pemerintah untuk diadakan lagi program pemasangan jargas ini.

“Ke depan warga sekarang sangat menunggu. Karena yang memakai gas alam ini enak katanya, ada yang bilang kok mau masang kita nggak bisa? Kalau perlu katanya kalau bayar berapa duit memasang gas ini. Saya jawab belum ada program gas itu. Intinya warga sangat menunggu agar bisa dipasangin gas seperti ini,” pungkas Rahmat.

Tak hanya Rahmat, seorang pemasak makanan di restoran di wilayah Bogor, yakni Yadi mengatakan hal yang sama soal kualitas dan keamanan jargas ini. “Kalau kualitasnya lebih bagus Jargas, karena api yang digunakan biru dan bersih,” ujar Yadi.

Tidak sampai di situ, selain apinya bersih dan biru, soal keamanannya tidak perlu diragukan lagi, meski banyak tungku yang terpasang, belum pernah ada kejadian yang tidak diinginkan.

“Selain itu belum ada kendala apa pun. Ada 12 tungku, dari dulu belum terjadi hal-hal yang tak di inginkan,” ucapnya.

Hal positif juga dikatakan oleh Jamal, seorang pengusaha gula merah di Jl Muara Beres Rt 05/Rw 03 Cibinong, Bogor. Dia mengatakan, dengan menggunakan jargas ini dapat mempermudah dirinya untuk memproduksi gula merah lebih cepat dan banyak.

“Terkadang dulu kalau kita pakai tabung, gas habis malam-malam kita harus mencari dahulu, belum toko gasnya tutup, kalau pakai Jargas, kapanpun kita mau produksi hayu. Produksi sekarang meningkat, pelanggan makin banyak,” ujarnya.

Petugas PGN sedang melakukan pengecekan jaringan Jargas di MRS Cibinong, Bogor, Jawa Barat. (Foto: Edwin B/OMG)

Tak hanya diajak ke pelanggan jargas saja, Tim OMG juga diajak ke  Metering Regulating Station (MRS) pada jaringan gas alam di wilayah Cibinong.

MRS di jaringan distribusi itu untuk mengatur tekanan gas di jaringan, mengukur banyaknya gas yang masuk ke sebuah area/cluster, dan membagi aliran gas.

Stasiun Gas ini memiliki peranan penting dalam pengaliran gas ke seluruh pelanggan, sehingga Staiun Gas diharapkan mampu mengalirkan gas terus menerus tanpa kendala. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.