Rabu, 24 April 24

Biaya Promosi Pariwisata Sekitar Rp 7 Triliun

Biaya Promosi Pariwisata Sekitar Rp 7 Triliun
* Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, dan para peserta acara Gala Dinner Ulang Tahun ke-50 PHRI di Puri Agung Ballroom, Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Senin (11/2/2019). (Foto: Kemenpar)

Jakarta, Obsessionnews.com – Peluang pariwisata Indonesia sangat besar untuk menjadi yang terbaik di dunia. Indonesia masuk deretan 6 besar negara terindah di dunia versi publisher ternama dari UK, Rough Guides. Urutannya Skotlandia, Kanada, Selandia Baru, Italia, Afrika Selatan, Indonesia, Inggris, Islandia, Amerika Serikat, dan Wales.

Selain itu Indonesia juga masuk 10 besar negara yang wajib dikunjungi di tahun 2019. Persisnya Indonesia menempati nomor 7, dan menjadi satu-satunya negara ASEAN yang lolos top 10 versi Lonely Planet.

 

Baca juga:

Pariwisata Penghasil Devisa Terbesar di Indonesia

Di Era Jokowi-JK Pariwisata Melesat di Kancah Internasional

Kemenkop: Pariwisata Banyuwangi Punya Potensi untuk Pembangunan Daerah

SDM Kunci Terselenggaranya Pariwisata Petualangan Gunung

 

Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato pada acara Gala Dinner Ulang Tahun ke-50 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Puri Agung Ballroom, Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Senin (11/2/2019).

Siaran pers yang diterima obsessionnews.com Selasa (12/2) Indonesia menyebutkan dalam acara tersebut Jokowi menuturkan, Indonesia menargetkan mendapat kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019. Jokowi pernah menanyakan kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya berapa biaya promosi yang dibutuhkan untuk memperoleh 20 juta wisman pada 2019. Biayanya sekitar Rp 7  triliun. Penjelasan ini disampaikan menjawab permintaan Ketua PHRI Hariyadi Sukamdani soal dukungan pengembangan Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition (MICE) di Indonesia.

Jokowi sama sekali tidak ragu menginvestasikan budget promosi sebesar itu. Hanya produk pariwisata yang akan dijual atau destinasinya harus dibangun dan dipersiapkan terlebih dahulu. Saat ini pihaknya sedang melakukan percepatan di 10 Bali Baru, yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (Jakarta), Borobudur (Magelang, Jawa Tengah), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Lombok, Nusa Tenggara Barat), Komodo (Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur),  Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).

“Dari 10 Bali Baru itu, sekarang kita konsentrasi untuk 4 destinasi prioritas dulu. Saya kira Mandalika sudah disiapkan. Danau Toba juga sedang dikerjakan. Borobudur dan Labuan Bajo juga sedang digarap serius. Kalau didatangi wisatawan mancanegara, destinasi itu sudah semakin siap. Produk harus disiapkan dulu,” kata Jokowi.

Itulah jawaban mengapa Jokowi menggeber infrastruktur, baik jalan tol, pembangkit listrik, maupun airport.

“Dulu, setiap saya menginap di daerah-daerah, keluhan yang sampai di telinga saya adalah soal listrik yang byar pet. Di Sumatera, tidak perlu saya sebutkan kotanya, setengah hari hidup, setengah hari mati. Sekarang energi listrik sudah hijau semua, bisa hidup semua,” tandasnya.

Di Gala Dinner itu hadir beberapa menteri Kabinet Kerja, yakni Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan juga turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.