Jumat, 26 April 24

Ketua KPK Agus Rahardjo Tegas Berantas Korupsi

Ketua KPK Agus Rahardjo Tegas Berantas Korupsi
* Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo.

Menduduki posisi utama di sebuah lembaga yang paling ditakuti para pejabat publik seperti KPK, jelas membuat Agus Rahardjo memiliki pengaruh besar. Keberhasilan KPK dalam memberantas korupsi pun akan memberi pengaruh luas bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.

Tidak lama setelah terpilih melalui voting Komisi III DPR RI, Kamis, 17 Desember 2015, Agus Rahardjo mampu menjadikan nama KPK sebagai salah satu lembaga yang tegas dalam hal pemberantasan korupsi. Tahun 2015, KPK hanya melakukan lima kali operasi tangkap tangan. Tidak sampai setengah tahun 2016, KPK telah lakukan delapan operasi tangkap tangan.

Di bawah komandonya, upaya penindakan yang dilakukan KPK pada beberapa waktu terakhir banyak melibatkan oknum yang bertugas di lembaga peradilan, mulai dari pejabat di Mahkamah Agung, hakim, hingga panitera pengadilan terjaring dalam operasi tangkap tangan.

Belum genap dua bulan, dua panitera pengadilan ditangkap KPK. Setelah sebelumnya panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Edy Nasution, kini giliran panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara Rohadi yang ditangkap KPK karena diduga terlibat dalam kasus suap perkara.

Pada Februari lalu, KPK juga telah menangkap Kasubdit Kasasi Perdata Direktorat Pranata dan Tata Laksana Perkara Perdata Mahkamah Agung, Andri Tristianto Sutrisna, atas keterlibatan dalam kasus suap. Sementara Sekretaris MA Nurhadi terus diperiksa oleh penyidik KPK karena diduga terlibat dalam kasus suap di PN Jakpus.

Agus Rahardjo mengatakan, peristiwa tertangkapnya seorang panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara dalam kasus dugaan suap beberapa waktu lalu menjadi indikator bahwa lembaga peradilan Indonesia perlu dibenahi. Dia menampik anggapan bahwa KPK hanya berani menangani kasus dengan jumlah suap yang relatif kecil dan mengabaikan kasus-kasus lain yang lebih besar.

“Justru KPK sebenarnya ingin menunjukkan situasi yang sedang dialami oleh institusi penegak hukum saat ini. Sebenarnya KPK ingin memberi pesan bahwa dunia peradilan kita masih belepotan,” tandasnya.

Agus mengakui, KPK menjadikan aparat penegak hukum sebagai target operasi tangkap tangan.Hal tersebut bertujuan agar upaya pemberantasan korupsi benar-benar berjalan dengan baik. Ibaratnya, jika ingin membersihkan Indonesia dari korupsi, maka perangkat penegakan hukumnya harus lebih dulu dibersihkan.

Ia berharap pemberantasan korupsi di Indonesia dapat berjalan bersama masyarakat secara masif. Ia tidak mau berjanji muluk-muluk kepada masyarakat Indonesia yang sangat berharap negeri ini terbebas dari praktik korupsi. Namun, mantan Ketua Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) ini meminta masyarakat melihat dan menilai kinerjanya dalam waktu dekat.

“Kalau nanya nyali, saya tidak bisa jawab hari ini. Akan sombong kalau declare diri saya sangat bernyali. Ikuti saja dalam perkembangan bagaimana langkah-langkah kami dalam penindakan dan pencegahan,” katanya.

Lahir di Magetan, Agus sebelumnya memimpin LKPP pada 2010 yang dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007. Sebelum menjabat Kepala LKPP, ia pernah menjabat Direktur Sistem dan Prosedur Pendanaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Karier Agus banyak dihabiskan sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dengan menjadi anggota staf perencanaan pembangunan di Bappenas. Lulusan Teknik Sipil ITS ini awalnya bercita-cita menjadi kontraktor, tapi nasib membawanya menjadi PNS. Agus juga pernah tercatat sebagai Ketua Umum DPP Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia. Namun ia memilih mundur pada 2010 karena kesibukannya di LKPP.

Sejak ikut tes calon pimpinan KPK, Agus sudah dikenali wartawan karena komentarnya yang fenomenal. Ia mengajak masyarakat meludahi koruptor. Dalam wawancaranya saat tes di gedung Sekretariat Negara, Agus mengaku kesal dengan koruptor yang berani melawan KPK.

Menurut Agus kala itu, banyak koruptor tertawa menghadapi KPK. “Ini memprihatinkan. Makanya perlu ada hukuman dari masyarakat, seperti di lingkungan sekitar tidak diajak bergaul. Diludahi juga bisa,” ucap pejabat eselon II ini yang hanya memiliki kekayaan Rp 20 juta di empat rekeningnya.

Kinerjanya yang apik tersebut membuatnya terpilih menjadi salah seorang dari 71 Tokoh Berpengaruh 2016 versi Majalah Men’s Obsession edisi Agustus 2016. (Pes)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.