Senin, 6 Mei 24

Di Desa Madani Parmusi, Warga NTT Panen Bawang dan Jagung

Di Desa Madani Parmusi, Warga NTT Panen Bawang dan Jagung
* Hasil panen bawang Desa Madani di Kupang yang dibawa Ning Murtingingsih. (Foto Dokumentasi Pribadi)

Jakarta, Obsessionnews.com – Program Desa Madani Parmusi yang akan diselenggarakan secara nasional di sebagai wilayah sudah ada beberapa yang menuai hasil. Salah satunya adalah Program Desa Madani di Nusa Tenggara Timur (NTT). Masyarakat muslim sudah mulai merasakan manfaat dari Desa Madani yang dikembangkan Parmusi.

Ning Murtingingsih Koordinator Desa Madani di Kabupaten Kupang mengatakan, masyarakat di Desa Manusak, Kecamatan Naibonat, Kupang sudah bisa mengelola Desa Madani dengan menghasilkan hasil bumi berupa bawang, jagung dan brokoli. Desa Madani yang dikelola di wilayah itu adalah di bidang pertaniaan.

Sebagai bentuk percontohan, Ning membawa hasil panen masyarakat ke acara Wokshop Parmusi Business Center di Gedung PKK, Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018). Wokshop itu dihadiri sejumlah pimpinan wilayah Parmusi di seluruh Indonesia. Sekaligus membahas kesiapan Parmusi dalam mengembangkan Desa Madani.

“Alhamdulillah melalui Desa Madani Parmusi masyarakat sudah bisa mandiri secara ekonomi, karena mereka sudah bisa mengelola lahan pertanian yang disediakan Parmusi,” ujar Ning.

Parmusi menyewa lahan satu hektar untuk dikelola 24 Kepala Keluarga. Mereka adalah para mualaf yang dibina para Dai Parmusi di Kupang. Meski tanah di NTT sebagian besar kering, namun alhamdulillah hasil pertanian yang dikelola tidak mengecewakan. Misalnya mereka bisa panen bawang 300 kilogram.

“Bawang ini baru percontohan yang coba kita buat. Alhamdulillah hasilnya cukup bagus. Dari tanah satu hektar itu sebagaian kita tanam bawang, kalau sebelumnya kita sudah tanam jagung dan brokoli,” jelasnya.

Hanya saja, kata dia, masih ada problem di lapangan bawang yang dihasilkan jenisnya bawang besar. Sementara masyarakat di sana lebih suka dengan bawang kecil, sehingga produk yang sudah dihasilkan belum bisa terpasarkan dengan baik. Ning mengatakan, bawang besar peminatnya banyak di kota untuk restoran dan hotel.

“Jadi kita masih kesulitan dalam pemasaran produk. Karena ini baru uji coba mungkin ke depan kita akan tanam bawang yang kecil. Bawang yang besar ini cocoknya di kota untuk hotel dan restoran,” jelasnya.

Dalam forum itu, Ketua Umum PP Parmusi H. Usamah Hisyam memikirkan bagaimana produk yang dihasilkan dari Desa Madani juga bisa dipasarkan oleh kader-kader Parmusi. PP Parmusi kata dia, nantinya siap membantu memasarkan produk dari Desa Madani Parmusi di seluruh Indonesia.

“Problemnya jangan sampai kita sudah mampu menghasilkan produk bagus, tapi tidak bisa memasarkan. Jadi kita ingin yang memasarkan produk kita juga dari kader Parmusi, ini perlu dipikirkan bagaimana strateginya. PP Parmusi ke depan bisa ikut membantu memasarkan produk Desa Madani,” jelas Usamah.

Usamah menegaskan, Desa Madani adalah gerakan dari bawah bukan dari atas. Tujuannya bukan hanya sekadar membangun kemandirian masyarakat secara ekonomi, tapi juga membangun akidah umat yang kuat melalui pendidikan iman dan takwa. Program ini akan dijalankan secara nasional pada bulan November 2018 dengan mengandeng kerja sama kepada sejumlah pihak seperti Bank BNI Syariah.

Selain di Kupang, Desa Madani di NTT juga ada Kabupaten Belu, Kota Malaka, Pulau Rote, dan Pulau Kera. Selain mengelola hasil pertanian seperti jagung, ubi, dan brokoli, mereka juga mengelola hasil laut berupa perikanan. Misal di Pulau Kera, Parmusi memberikan 10 perahu kepada warga untuk menangkap ikan. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.