Oleh: Ustadz Feliz Siauw, Pengemban dakwah, Ustaz etnis Tionghoa
Sebuah video sedang viral, berisi seorang penceramah ormas tertentu, di hadapan jamaahnya. Suaranya keras, lebih keras lagi isinya, kata-kata habisi, lawan, dan ramai provokasi lainnya.
Ormasnya terkenal mengklaim diri penjaga negara, pelindung minoritas, pro-keberagaman, garda pancasila, dan lain-lainnya, terakhir dikenal berada di pihaknya penista agama.
Saya menyaksikan video yang cukup panjang itu, diawali orasi provokasi dan diakhiri dengan baiat ketaatan. Bukan takut yang saya rasakan, tapi kesedihan yang sangat mendalam.
Sedih sebab masih ada kaum Muslim yang menganggap Muslim lainnya sebagai musuh, hampir tiap kalimat yang saya dengar di video itu saya istighfari, buat mereka dan buat saya.
Terlintas di kepala saya saat itu. Bukan sekali saya mendengar seorang Muslim mengancam Muslim yang lain sebab keyakinan yang dia miliki, sebab klaim yang dia miliki.
Beberapa waktu lalu, ada beberapa yang mengaku sebagai anggota ISIS, melabeli darah saya halal, saya akan dihabisi, bila pasukan mereka sampai ke Indonesia.
Lalu saya merenung, apa bedanya ormas ini dengan ISIS? Padahal ormas ini pun sangat tidak suka pada ISIS dan apapun turunannya, mengapa justru pemahamannya sama?
Bila ISIS sanggup menghabisi yang tidak sepaham dengannya dengan alasan membela negara. Ormas inipun tega menyakiti bahkan akan menghabisi yang lain atas nama membela negara.
ISIS mengklaim pemahamannya satu-satunya yang benar, tidak mau membuka ruang diskusi. Ormas inipun sama, tidak mau berdiksusi, selain saya salah, hajar dulu diskusi tak perlu.
Di tangan ISIS, kafir harbi tak lebih bahaya dari Muslim yang tak mengakui negaranya, orang kafir tak mereka usik. Ormas ini juga sama, orang kafir aman di tangan mereka, Muslim tidak.
ISIS hanya merusak citra Islam, ketika dipublikasi perbuatannya mereka malah marah bukan introspeksi. Barusan ormas ini juga membuat malu negerinya, juga malah menyalahkan yang lain.
Atas nama bela negara, kajian boleh dibubarkan. Tuduhan pun semua klaim dan fitnah tanpa bukti. Lantas apa bedanya ormas ini dengan ISIS? Berbuat seenaknya dengan arogan?
Bedanya hanya slogan. Bila ISIS bela negara teriakkan slogan “Khilafah Baqiyah” padahal bukan Khilafah. Sedang ormas yang satu teriak “NKRI Harga Mati”, tapi memecah-belah ummat.
Ya Rabb, ampuni kami semua Muslim, termasuk mereka. (***)