Senin, 6 Mei 24

Bawaslu Bersama Pemerintah dan Masyarakat Komitmen Perangi Disinformasi Pemilu

Bawaslu Bersama Pemerintah dan Masyarakat Komitmen Perangi Disinformasi Pemilu
* Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lolly Suhenti. (Foto: Kapoy/obsessionnews.com)

Obsessionnews.com – Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lolly Suhenti menegaskan komitmen bersama dengan pemerintah, penyelenggara pemilu, platform media sosial, dan koalisi masyarakat sipil dalam memerangi disinformasi yang telah merajalela selama ini.

Lolly menyatakan disinformasi pemilu bukan hanya menjadi masalah Bawaslu, tetapi juga merupakan persoalan bangsa yang harus diatasi bersama.

Baca juga: Bawaslu Masih Kaji Kehadiran Ajudan Prabowo dalam Debat Capres

“Disinformasi pemilu maupun pemilihan kepala daerah harus dilawan oleh semua orang yang cinta Indonesia,” ujar Lolly dalam acara Collabs Fast di Sarinah, Jakarta pada Sabtu (23/12/2023),

Lebih lanjut, Lolly menjelaskan hasil kolaborasi yang telah terjadi dalam upaya memerangi disinformasi. Menurutnya, kemajuan signifikan terjadi dalam koordinasi antar kementerian/lembaga, termasuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Bawaslu menerima laporan hasil patroli pengawasan siber setiap hari, memungkinkan tindak lanjut yang cepat terhadap potensi disinformasi.

Kolaborasi juga melibatkan koalisi masyarakat sipil, seperti Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Cek Fakta, Perludem, dan organisasi lainnya yang telah berkomitmen secara aktif. Lolly mengakui bahwa kolaborasi multi-pihak ini telah berhasil mengurangi intensitas disinformasi, meskipun arus informasi di media sosial tetap tinggi.

Selain itu, Lolly mendorong masyarakat, terutama generasi muda, untuk bijak dalam menggunakan media sosial, media digital, dan media elektronik. Ia menyampaikan pentingnya mengidentifikasi informasi yang benar dan berpotensi sebagai disinformasi.

Baca juga: Bawaslu Sulsel Kaji Dugaan Pelanggaran Pemilu Salah Satu Caleg di Gereja

“Masyarakat perlu memahami bahwa perdebatan, adu gagasan, bahkan propaganda dalam informasi kepemiluan sangat mudah terjadi. Kita harus mampu membedakan informasi yang benar dan yang potensial sebagai disinformasi,” kata Lolly.

Dalam konteks kampanye yang telah dimulai, Lolly menekankan urgensi melawan disinformasi karena informasi yang menyesatkan dapat berdampak negatif dan menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat.

“Disinformasi harus kita lawan. Sebelum menyebarkan informasi melalui media sosial, perlu dicek terlebih dahulu kebenarannya,” tambahnya. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.