Selasa, 7 Mei 24

BATAN Sodorkan Solusi Atasi Kurangnya Produksi Kedelai

BATAN Sodorkan Solusi Atasi Kurangnya Produksi Kedelai

Jakarta, Obsessionnews – Seiring pertumbuhan jumlah penduduk, kebutuhan kedelai nasional Indonesia juga turut meninglkat. Pada 1998, konsumsi perkapita baru 9 kilogram pertahun. Saat ini, angkanya 10 kilogram pertahun.

Secara nasional, dibutuhkan produksi kedelai sebanyak 2 juta ton lebih per tahun. Namun, produksi terus menurun. Tahun 2013 saja, produksi cuma 8807.568 ton dari luas panen 554.132 hektar dengan rata-rata 1.46 ton pertahun. Jumlah ini, tentu masih jauh di bawah kebutuhan nasional. Makanya, untuk menutupnya diimpor kedelai dari Amerika Serikat dan Brazil.

Dalam upaya berkontribusi pada program kemandirian nasional, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memfokuskan kegiatan penelitian dan pengembangan nuklir guna menghasilkan bibit unggul kedelai dengan teknik mutasi radiasi.

Sampai tahun 2014, BATAN sudah menghasilkan delapan varietas unggul kedelai kuning yakni Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa, Mitani, Mutiara 1, Gamasugen 1 dan 2.

Hingga akhir periode 2014, Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, pihaknya telah merilis varietas kedelai hitam dengan nama Mutiara 2 yang punya potensi hasil 3 ton perhektar dengan rata-rata hasul 2,4 ton perhektar. Sementara itu, jenis Mutiara 3 berpotensi menghasilkan 3,2 ton perhektar dengan rata-rata hasil 2,4 ton perhektar.

Pengembangan varietas kedelai hitam menurut Djarot terbilang langka. Tahun 1938, untuk pertama kalinya dirilis varietas Merapi. Pada 1992 varietas Cikurai dan tahun 2007 dirilis varietas Malika yang produksi rata-rata mencapai 1,8 juta ton perhektar.

Dengan dilepasnya dua varietas unggul kedelai hitam tadi, diharap bisa berkontribusi dalam meningkatkan produksi kedelai nasional menuju swasembada kedelai di tahun mendatang.

“Hasil litbang kedelai hitam ini merupakan bentuk komitmen BATAN mendukung program kedaulatan pangan nasional,” kata Djarot.

Selanjutnya, Djarot juga bilang bahwa teknologi nuklir sudah dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat yang berujung pada kemandirian serta kesejahteraan. (Mahbub Junaidi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.