Sabtu, 27 April 24

Alasan Israel Tutup Kantor Al Jazeera

Rezim Zionis Israel mengumumkan keputusan penutupan kantor jaringan televisi Al Jazeera di tanah pendudukan Palestina. Langkah ini diambil di tengah eskalasi tekanan Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir terhadap Qatar untuk membubarkan media Al Jazeera.

Menteri Komunikasi Israel Ayoob Kara pada 6 Agustus 2017 mengatakan, rezim Zionis berniat menutup kantor Al Jazeera di tanah pendudukan. Dia menegaskan, Tel Aviv juga akan mencabut izin kegiatan para wartawan Al Jazeera di Palestina pendudukan.

Pengumuman tersebut disampaikan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan menutup kantor Al Jazeera, dan menuduhnya menghasut kekerasan terhadap Tel Aviv.

Lalu, apa tujuan yang dikejar Israel di balik penutupan kantor Al Jazeera? Apakah keputusan ini hanya mengamini langkah Arab Saudi Cs atau Israel sudah sejak awal punya niat untuk membungkam jaringan media milik Qatar ini?

Al Jazeera merupakan salah satu sektor yang digarap serius oleh pemerintah Qatar dan mengubahnya menjadi sebuah brand media. Pada tahun 2004, Al Jazeera menduduki peringkat kelima brand paling berpengaruh di dunia.

Al Jazeera memiliki pengaruh besar pada tingkat regional dan internasional dan para analis menyebut jaringan media ini sebagai instrumen kuat kebijakan luar negeri dan salah satu sumber kekuatan lunak pemerintah Qatar.

Peran Al Jazeera dalam memperkuat kedudukan dan posisi Qatar membuat beberapa analis media berpendapat bahwa pemerintah Qatar telah membangun jaringan Al Jazeera, tapi Qatar modern justru diciptakan oleh Al Jazeera.

Al Jazeera hanya sedikit dari media-media Arab di mana kegiatannya telah merusak reputasi Israel secara serius. Selama peristiwa Intifada Kedua, Al Jazeera menayangkan perlawanan gigih rakyat Palestina serta liputan tentang kematian warga Palestina dan kehancuran di Tepi Barat dan Jalur Gaza oleh rezim Zionis, di mana media-media lain tidak ada yang meliput tragedi itu.

Jaringan media Qatar ini juga menayangkan program debat dan dokumenter yang bertujuan mendukung rakyat Palestina. Sebagai contoh, ia memiliki sebuah program dengan tema “Hilangnya keadilan dan Palestina di bawah blokade.”

Dalam program itu, Al Jazeera menayangkan sejarah perjuangan rakyat Palestina, pengusiran warga Palestina dari tanah airnya pada tahun 1948, Perang Enam Hari 1967, dan Perang Oktober 1973. Program dan siaran Al Jazeera telah membentuk opini publik dunia Arab tentang krisis Palestina.

Insiden gugurnya Muhammad al-Durrah di pangkuan ayahnya oleh tentara Israel pada 30 September 2000, juga ditayangkan oleh Al Jazeera dan tayangan ini telah mengobarkan sentimen anti-Israel di tengah opini publik.

Al Jazeera telah memperluas semangat anti-Israel di dunia Arab selama Intifada Kedua. Seorang pejabat AS, Jeremy M. Sharp mengatakan, pengaruh Al Jazeera telah membuat beberapa kritikus Barat menuding jaringan Qatar itu sebagai penghasut dan mereka percaya bahwa Al Jazeera telah membesar-besarkan kekerasan di Gaza dan liputan yang mereka siarkan tidak subjektif.

Meskipun keputusan Israel terhadap Al Jazeera sejalan dengan keinginan Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir, namun Tel Aviv benar-benar sangat terganggu dengan fakta di tanah pendudukan yang dikuak oleh Al Jazeera.

Dengan keputusan tersebut, Israel berharap dapat mencegah tersiarnya tindakan brutal dan kejahatan mereka di Palestina, di samping akan memperoleh konsesi dari Arab Saudi Cs. (ParsToday)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.