Sabtu, 11 Mei 24

Bunga Kredit LPDB Murah Jadi Incaran Koperasi dan UKM

Bunga Kredit LPDB Murah Jadi Incaran Koperasi dan UKM
* Suasana pelayanan simpan pinjam di KSP Artha Mulia, di Semarang, Jawa Tengah.

Semarang, Obsessionnews.com – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro, Kecil, Menengah (LPDB-KUMKM) telah menurunkan suku bunga pinjaman kepada koperasi, khususnya koperasi simpan pinjam yang semula 8 persen pertahun menjadi 7 persen pertahun (sliding) dan sektor riil bunga 4,5 persen pertahun (sliding).

Kebijakan penurunan suku bunga pinjaman ini menjadi daya tarik bagi pelaku koperasi dan UKM untuk mengajukan permohonan pembiayaan/pinjaman sebagai perkuatan modal usaha. Seperti yang dilakukan pengurus KSP Artha Mulia, yang berlamat di Jalan Jenderal Sudirman, Semarang, Jawa Tengah.

Sejak tahun 2010 KSP Artha Mulia mengajukan penjaman dana bergulir ke LPDB-KUMKM sebesar Rp 10 miliar, lunas pada 2013. Kemudian pada 2012 koperasi ini mengajukan pinjaman lagi sebesar Rp 10 miliar, lunas 2015. Terakhir pada 2016 LPDB-KUMKM merealisasikan pinjaman kepada KSP Artha Mulia sebesar Rp 4 miliar dari Rp 10 miliar yang diajukan.

“LPDB ini salah satu lembaga yang bunganya sangat murah, karena itu kami sudah beberapa kali mengajukan pinjaman ke sana. Terakhir baru akan lunas pada 2019,” kata Ketua KSP Artha Mulia, Handoko Adimulyo saat ditemui dikantornya, Semarang, Kamis (16/11/2017).

Setelah mengakses pinjaman dana bergulir ke LPDB-KUMKM Handoko mengaku ada peningkatan usaha, volume pinjaman naik, jumlah anggota dan kantor cabang bertambah menjadi 16 kantor cabang, anatra lain di Semarang, Salatiga, Kertosuryo, Sleman, Temanggung, Kebumen, Malang, Sidoardjo, Kediri, dan Tangsel.

“Harapan kami LPDB punya cabang di Jawa Tengah sehingga waktu akad tidak mesti ke Jakarta. Cabang di beberapa provinsi biar memudahkan. Dengan bunga murah,” ungkap Handoko.

Laporan keuangan KSP Artha Mulia sejak tahun 2008 telah diaudit oleh kantor akuntan publik dan mendapatkan penilaian wajar dalam semua hal yang material. Dengan kinerja yang baik koperasi ini mencatatkan jumlah anggota sekitar 8000, aset sebesar Rp 190 miliar per 31 Oktober 2017, dan income rata-rata Rp 700 juta pertahun.

“Kami juga berharap LPDB memberikan pembiayaan yang mudah, karena akhir-akhir ini sulit dan biaya notaris mahal. Jadi prosedur sulit, biaya asuransi tinggi, dan notaris mahal. Ini yang harus diperhatikan,” ungkap Handoko.

Manager Operasional Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Hudatama, Bancol juga antusias menyambut positif penerapan suku bunga murah oleh LPDB-KUMKM. KSPPS Hudatama telah mengakses pembiayaan dana bergulir tahun 2009 sebesar Rp 1 miliar, 2012 Rp 3 miliar dan 2015 besesar Rp 7 miliar.

“Sektornya variatif, tapi dominan perdangan seperti toko. Karena koperasi kita koperasi sekunder yang langsung ke masyarakat,” ujar Bancol.

Sejak tahun 2016, pengurus koperasi ini mendorong penguatan Maal dan Tamwil. Bagian Maal membuat program pemberdayaan yang kreatif dan berkontribusi pada pemberdayaan masyatakat. Sedangkan bagian Tamwil melakukan pemasaran produk dan memberikan layanan simpan pinjam dan pembiayaan.

“Tentu ada kesulitan, tapi biar tepat sasaran dan menjadi lancar. Kita kan ada marketing kolekting, mereka berkunjung langsung ke end user,” katanya.

Menurut Bancol, sebagai mitra yang sudah mengakses pinjaman selama tiga dengan performa yang baik, KSPPS Hudatama perlu mendapat prioritas pinjaman dari LPDB-KUMKM. Bila perlu kata Bancol, jaminan fixed asset sebagai syarat mendapatkan pinjaman dana bergulir tidak wajib disertakan dalam permohonan nanti.

“Nah sebenarnya perlu ada kebijakan sendiri. Kalau jaminan fixed asset itu perlu dipertimbangkan karena memberatkan sekali,” pungkas dia.

Perkembangan KSPPS Hudatama sejak tahun 2016 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari penambahan aset dari tahun 2015 sebesar Rp 35,5 miliar menjadi Rp 37,6 miliar pada 2016, dan Oktober 2017 bertambah menjadi Rp 40,43 miliar.

“Jumlah anggota tiap bulan bertambah 40 orang. Totalnya sekarang sebanyak 6837 orang anggota. Mereka tersebar di beberapa cabang seperti di Demak, Kendal,” ujar Bancol.

Dari sisi modal juga meningkat. Dari Rp 4,308 miliar pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp 4,325 miliar pada 2016. Sedangkan sisa hasil usaha sebelum pajak tahun 2015 hanya sebesar Rp 232 juta meningkat menjadi Rp 235,5 juta pada 2016.

Ke depan parsaingan jauh lebih menantang, baik pada sisi penghimpinan dana anggota, maupun pada pembiayaan. Pada penghimpinan dana persaingan layanan antara koperasi dengan perbankan, sedangkan pembiayaan akan ada persaingan suku bunga murah, dengan kredit usaha rakyat (KUR) perbankan.

Untuk itu KSPPS Hudatama mengajak seluruh anggotanya untuk bahu membahu melakukan penguatan, bersama-sama mensosialisasikan produk dan layanan koperasi supaya koperasi tak terpengaruh dengan tantangan tersebut. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.