Rabu, 24 April 24

Zulkifli Hasan: Selamat Milad Parmusi

Zulkifli Hasan: Selamat Milad Parmusi
* Zulkifli Hasan hadir di acara Silatnas Parmusi.

Jakarta, Obsessionnews.com – Ribuan kader Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) dari seluruh Indonesia tengah mengikuti Silaturahmi Nasional (Silatnas) di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, 26-28 September 2017. Acara ini juga sekaligus dalam rangka memperingati Milad Parmusi ke-18.

Ketua MPR Zulkifli Hasan mengaku senang bisa hadir dalam acara pembukaan Silatnas Parmusi yang berlangsung Selasa (26/9) malam bersama para tokoh dan alim ulama. Secara khusus di mengucapkan selamat milad untuk Parmusi yang tengah mensyukuri hari jadinya ke-18.

“Ya tentu saya ucapkan selamat milad kepada Parmusi mudah-mudahan di bawah kepemimpinan Pak Usamah Hisjam sungguh-sungguh bisa bekarya bagi umat islam yang berkemajuan,” ujar Zulkifli.

Kehadiran Parmusi dianggap bisa menjawab sejumlah persoalan yang terjadi di bangsa ini. Dengan kegiatannya yang mengarah kepada pembentukan akhlak dan karakter. Parmusi dinilai punya peran penting untuk turut serta menjaga persatuan bangsa.

“Saya liat dakwah Parmusi bisa membangun paradigma baru tadi temanya itu kan mempersatukan karena sekarang ini nilai-nilai persatuan kebersamaan dan kebhinekaan mulai memudar,” ujarnya.

“Dan saya rasa di bawah kepemimpinan Pak Usamah dapat mengembalikan nilai-nilai luhur keindonesian ini. Persatuan kebersamaan dan persaudaraan,” tambahya.

Sesuai dengan tema Silatnas kali ini, “Memperkokoh Pancasila dan NKRI dengan Kewajiban Umat Menjalankan Syariat,” Parmusi melihat saat ini dakwah Islam sudah semakin maju denga didukung adanya teknologi. Namun, di tengah-tengah maraknya syiar Islam tersebut, muncul fenomena yang sangat paradoksal, yakni mencoba menjauhkan negara dari ajaran agama.

Bahkan belakangan ada upaya untuk membangun stigma di masyarakat, bahwa ada segolongan ummat Islam yang intoleran, anti Bhineka Tunggal Ika , tidak Pancasilais, bahkan radikal. Radikalisme cenderung diarahkan hanya terhadap kegiatan segolongan aktifis Islam yang dinilai garis keras. Padahal radikalisme bukan bagian dari Islam.

Menurut Usamah fenomena tersebut muncul, akibat sejumlah elit Negara gagal paham dalam menempatkan “nilai-nilai syariat Islam” dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

“Syariat Islam yang sesungguhnya merupakan ruh dari kalimat tauhid Laa ilaha Illallah: yakni sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, justru dijadikan momok bagi eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.

Usamah juga menilai umat Islam sejak awal didirikan negara ini sudah sangat toleransi. Dengan menerima Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia sudah cukup membuktikan bahwa Islam sangat toleransi, dan menerima perbedaan suku, agama, dan ras, sebagai bagian dari kekayaan Indonesia yang harus dijaga.

“Pancasila merupakan bukti nyata toleransi ummat Islam Indonesia di dalam menghargai dan menghormati bhineka tunggal ika yang menjadi sesanti Negara, “jelasnya.

Selama kepemimpinan Usamah, Parmusi sudah banyak melakukan kegiatan sosial keagamaan. Parmusi aktif memberikan bantuan kepada para korban bencana alam, bencana kemanusiaan seperti bantuan untuk pengungsi Rohingya. Di luar itu, Parmusi juga telah menyebabkan ribuan dai untuk berdakwah di daerah perbatasan. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.