Warga AS Tidak Puas Kinerja Trump

Amerika - Hasil jajak pendapat terbaru di Amerika Serikat (AS) menunjukkan warga negara ini tidak puas atas kinerja Presiden Donald Trump. Seperti diberitakan Press TV, hasil polling terbaru McClatchy-Marist yang dirilis Sabtu (1/4) menunjukkan bahwa 59 persen responden menyebut perilaku Donald Trump memalukan. 60 persen responden meyakini bahwa Trump dan pemerintahannya tidak dapat dipercaya saat memberikan informasi detail dan realistis kepada warga Amerika Serikat. Mayoritas responden mengatakan, opini yang mereka miliki terkait Trump kembali pada kepribadian sang presiden termasuk kata-katanya yang tak bermoral di twitter. Jajak pendapat ini digelar mulai 23-26 Maret 2017 dan melibatkan 1000 responden Amerika. Sebelumnya elit politik Amerika memperingatkan bahwa kondisi Amerika akan mengalami krisis menyusul kemenangan Trump di pemilu presiden 2016 dan kebijakannya yang memicu tensi. Presiden baru Amerika berjanji melarang umat Muslim masuk ke negar aini dan menghentikan arus imigasi dari Mexico dengan membangun tembok pemisah di sepanjang perbatasan kedua negara. Sebelumnya, aksi menentang kebijakan Presiden AS Donald Trump soal imigrasi dan pengungsi juga digelar di London dan beberapa kota Inggris lainnya. Ribuan orang bergabung dalam aksi unjuk rasa di London, Senin (31/1) malam, menentang kebijakan Presiden Donald Trump yang menghentikan sementara program pengungsi dan melarang warga tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim masuk ke negara itu. Di London, demonstrasi digelar di depan kediaman resmi Perdana Menteri Inggris, 10 Downing Street, tak jauh dari tujuan wisata Big Ben dan Alun-alun Trafalgar. Unjuk rasa di London merupakan salah satu dari aksi bersama di sekitar 30 kota di Inggris, seperti Manchester, Glasgow, Cardiff, Newcastle, Sheffield, dan Oxford. Perintah eksekutif Presiden Trump melarang warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas umat Islam -Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman- datang ke Amerika Serikat dianggap sebagai kebijakan yang rasis. Presiden Trump juga menghentikan program penerimaan pengungsi selama 120 hari dan larangan total kepada para pengungsi asal Suriah masuk ke AS. "Saya di sini karena Presiden Donald Trump amat sangat berbahaya dan pria yang sangat tidak menyenangkan," kata pria ini lewat poster buatannya sendiri. Para pengunjuk rasa dari berbagai latar belakang bersatu untuk mengungkapkan kemarahan kepada Presiden Donald Trump. Perdana Menteri Inggris, Theresa May -pemimpin dunia pertama yang melakukan pertemuan dengan Presiden Trump- juga menjadi sasaran kecaman pengunjuk rasa. Jumlah orang yang menyatakan di Faceboook akan bergabung dengan unjuk rasa anti-Trump di beberapa kota Inggris mencapai 25.000 namun diperkirakan jumlah sebenarnya bisa lebih besar. Warga Glasgow, Skotlandia, menegaskan posisi mereka terhadap pengungsi, yang berlawanan dengan Presiden Trump.(ParsToday/bbc.com)





























