
Jakarta, Obsessionnews.com – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto buka suara menanggapi omongan masyarakat yang menyebut dirinya kini tidak lagi punya daya nalar kritis setelah menjabat Menteri Pertahanan. Dulunya Prabowo dikenal lantang kepada pemerintah.
“Jadi begini, kita sebagai pemimpin, kita harus mengerti dan harus tahu peran apa, di saat apa, dengan cara apa. Jadi itu kita harus pandai untuk memilih tetapi nilai-nilai tidak berubah; cita-cita tidak boleh berubah,” kata Prabowo, dalam video yang dikutip dari akun Twitter Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak, Senin (12/10).
Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu mengibaratkan sebuah perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya. Bisa menggunakan jalur utara atau selatan, dan itu tidak masalah karena ujungnya tetap sampai ke Surabaya.
Meski jalannya beda, Prabowo mengaku cita-cita maupun idealismenya tidak berubah yakni menegakkan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, aman, adil, makmur. Sekarang dia mengakui harus berperan sebagai pemerintah, berpeda dengan posisi partai sebelumnya yang memilih oposisi.
Saat itu ia di luar pemerintahan, dan saat masih menjadi calon presiden, katanya, dia menyampaikan kritik maupun saran secara lantang. “Kalau kita tidak lantang, ngantuk,” celetuknya.
Selain itu, menurutnya, latar belakanng militer sangat memengaruhinya dalam menyampaikan pesan. Dia pernah menjabat komandan jenderal Kopassus dan harus berperan sebagai pemimpin sekaligus pelatih.
“Makanya kalau pelatih yang baik itu, ya, suara lantang supaya anak buahnya enggak ngantuk. Kalau rakyat ribuan, kalau saya bicara (pelan), capai dia, kasihan mereka. Jadi saya harus bangkitkan semangat,” ujarnya.
Setelah pemilu usai, menurutnya, harus ada stabilitas. Demi kepentingan bangsa dan negara, Partai Gerindra bergabung dengan pemerintah, dan Prabowo menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Presiden Joko Widodo.
“Jadi waktu itu saya demi kepentingan nasional dan keyakinan saya bahwa saya bisa kerja sama dengan Pak Jokowi. Ada berapa pendukung saya yang sempat kecewa sama saya, tapi pribadi saya seperti itu, jangan kamu dikte,” katanya.
“Memang banyak orang anggap saya keras dan sebagainya, tapi saya juga merasa bahwa pemimpin harus memberi citra kesejukan.” (Albar)