Sabtu, 20 April 24

Storynomic Tourism, Strategi Promosi Pariwisata Indonesia di Destinasi Super Prioritas

Storynomic Tourism, Strategi Promosi Pariwisata Indonesia di Destinasi Super Prioritas
* Pemerintah akan menjadikan storynomics tourism sebagai strategi pengembangan pariwisata Indonesia andalan. (Foto: Kemenpar)

Jakarta, Obsessionnews.com – Berbagai strategi dilakukan pemerintah untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Salah satu di antaranya adalah pemerintah akan menjadikan storynomics tourism sebagai strategi pengembangan pariwisata Indonesia andalan, khususnya di lima kawasan wisata destinasi super prioritas. Kelima destinasi itu adalah Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan wisatawan yang berkunjung ke destinasi nantinya dapat terkesan, kemudian menyampaikan kesan baik ini kepada banyak orang, atau yang disebut sebagai storynomics tourism.

“Formula ini merupakan sebuah pendekatan pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, dan living culture serta menggunakan kekuatan budaya sebagai DNA destinasi,” kata Luhut di Jakarta seperti dikutip obsessionnews.com dari siaran pers Kementerian Pariwisata, Sabtu (10/8/2019).

Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Irfan Wahid telah ditunjuk sebagai koordinator yang akan memimpin program quick win pengembangan potensi destinasi wisata ini.

Program ini melibatkan kolaborasi lintas kementerian/lembaga terkait, pemda sekitar kawasan destinasi super prioritas, serta peran komunitas lokal dalam hal ini BUMDes dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) untuk mengelola destinasi wisata.

Sementara itu Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, penetapan strategi storynomics tourism berlandaskan pada kekayaan budaya Indonesia. Sehingga nantinya promosi kawasan wisata akan dilakukan dengan narasi story telling, serta dikemas dalam konten menarik yang terkait dengan budaya setempat.

“Awareness berkaitan dengan marketing, sedangkan experience berkaitan dengan faktor aksesibilitas, amenitas, dan atraksi (3A) yang melekat ke setiap destinasi-destinasi wisata. Kedua hal tersebut harus menjadi satu kesatuan yang padu,” tandasnya.

Irfan Wahid menambahkan, dalam program ini nantinya juga akan membuka peluang Public Private Partnership (PPP) dalam membangun pusat-pusat hiburan, seperti theme park yang akan menyerap banyak wisatawan. Dengan peluang PPP, narasi dan pengembangan pariwisata bakal bisa diakselerasi sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Ia memberi contoh di kawasan Danau Toba.

“Setelah mencoba melakukan pemetaan masalah dan potensi destinasi wisata, kami menemukan fakta bahwa Toba sangat kaya akan destinasi-destinasi keren. Mulai dari kekayaan budaya, sejarah, sampai alamnya sungguh membuat tempat ini cocok untuk menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas,” tandasnya. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.