Rabu, 22 Maret 23

Soal Bakal Cawapres, Anies Baswedan Sebaiknya Gunakan “Jalan Ilmiah”

Soal Bakal Cawapres, Anies Baswedan Sebaiknya Gunakan “Jalan Ilmiah”
* Pengamat politik dan Dosen FISIP Universitas Al-Azhar Indonesia Zaenal A. Budiyono. (Foto: Ist)

Obsessionnews.com – Isu siapa Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) RI dari Koalisi Perubahan yang akan mendampingi Anies Baswedan masih misteri. Namun, menurut pengamat politik Zaenal A. Budiyono, ada solusi sederhana yang sebenarnya bisa memenangkan semua pihak.

 

Baca juga:

Anies Baswedan Ditunggu Emak-emak di Kalsel

Anies Sebut Masyarakat Sumbawa Ingin Perubahan

Anies Ajak Warga Bima Melangkah Bersama Hadirkan Perubahan untuk Indonesia Lebih Baik

 

 

“Kita tahu, sejak awal, ketiga elite partai Koalisi sepakat bahwa sosok Cawapres menjadi domain Anies. Oleh karenanya, masing-masing pihak harus berpegang pada komitmen tersebut, dan tidak saling memaksakan. Bahwa ada usulan nama dari masing-masing partai, hal itu sah-sah saja. Namun seharusnya lobi-lobi tersebut cukup dilakukan di “panggung belakang”, dan bukan di depan publik,” ujar Dosen FISIP Universitas Al-Azhar Indonesia ini dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/2/2023).

Di sini, kata Zaenal, pentingnya peran Anies untuk “menertibkan” para politisi dari Nasdem, PD dan PKS agar tidak saling berseberangan terkait Cawapres.

“Karena semakin lama Anies menggantung pasangannya, maka kegaduhan internal koalisi akan semakin membesar. Oleh karenanya, penting bagi Anies untuk segera menentukan siapa yang layak mendampinginya” ucap Zaenal lagi.

Sejauh ini, lanjutnya, ada tiga nama terkuat bakal Cawapres pendamping Anies, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Khofifah Indarparawansa, dan Achmad Heryawan. Ketiganya adalah nama-nama dengan elektabilitas mumpuni, atau juga sarat pengalaman. Seharusnya Anies tinggal memilih salah satu dari ketiganya, dan menyelesaikan berbagai polemik.

Meski di atas kertas pemilihan Cawapres merupakan domain Anies, namun parpol-parpol yang merasa memiliki “saham politik” sepertinya tidak rela begitu saja. Mereka tentu saja mendorong tokoh-tokoh yang memiliki kedekatan dengan partainya.

“Untuk mengatasinya, sebagai pengamat, saya menyarankan agar ketiga parpol Koalisi bertemu dan menuntaskan isu ini dengan “jalan ilmiah”. Maksudnya, ketiga nama bakal Cawapres disurvei ke masyarakat oleh lembaga independen yang disepakati, dan selanjutnya harus ada gentleman agreement oleh ketiga pihak, untuk menerima siapa pun nama terkuat di survei,” saran Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC-ASIA) ini.

Diyakini Zaenal, hanya dengan jalan itu koalisi akan melangkah mulus ke depan dan semakin solid. “Sebaliknya, bila Cawapres tertentu dipaksakan oleh elite yang merasa dominan, dua kerugian datang sekaligus. Pertama, Anies dianggap tidak independen. Kedua, soliditas koalisi akan terganggu, bahkan sebelum deklarasi resmi,” pungkasnya. (Rud)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.