Minggu, 5 Mei 24

Serapan Gas Rendah, Ini Penjelasan Bos SKK Migas

Serapan Gas Rendah, Ini Penjelasan Bos SKK Migas
* Amien Sunaryadi.

Jakarta, Obsessionnews – Beberapa waktu lalu, pemerintah sering ribut-ribut soal kurangnya pasokan gas. Bahkan, saat pemenuhan kebutuhan listrik di dalam negeri pun demikian hingga akhirnya Perusahaan Listrik Negara (PLN) memilih genset berbahan bakar solar. Tentu, ongkosnya lebih mahal.

Amien Sunaryadi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), malah menyayangkan lantaran serapan gas domestik sepanjang tahun 2015 rupanya masih rendah. Padahal, alokasi untuk dalam negeri lebih besar.

Pada paparan kinerja SKK Migas di Jakarta, Selasa (5/1), Amien mengaku tak tahu detil kenapa gas yang sudah disediakan untuk produksi listrik, pupuk, serta industri justru tak terserap maksimal. Dia bilang, banyak pihak malah menuduh gas justru lebih banyak diekspor ke luar negeri.

“Giliran gas sudah disediakan untuk domestik, tidak diambil juga,” kata Amien.

Catatan SKK Migas, pada posisi akhir tahun 2015 alokasi gas untuk kebutuhan domestik sudah ditingkatkan sebanyak 61 persen. Sementara 39 persen lainnya, diperuntukkan bagi ekspor.

Masih menurut Amien, peningkatan alokasi gas domestik sejak tahun 2003 sudah ditingkatkan rata-rata 9 persen. Tapi sayang, upaya demi memenuhi pasokan lokal tak dibarengi peningkatan pemanfaatan gas itu sendiri.

Realisasi pemanfaatan gas bumi untuk berbagai keperluan memang lebih rendah dari kontrak berjalan. Berdasar catatan SKK Migas yang disodorkan, bagi kebutuhan kelistrikan 939,11 BBTUD dan masih lebih rendah dari yang terkontrak sebanyak 1.273,23 BBTUD.

Begitu juga untuk pupuk. Realisasinya baru 737,46 BBTUD dan masih lebih rendah dari kontrak sebanyak 796,96 BBTUD.

Selanjutnya, realisasi pemanfaatan gas untuk kebutuhan industri cuma 1.263,17 BBTUD dan lebih rendah dari yang disediakan sebanyak 1.560,91 BBTUD.

Soal kebutuhan lifting minyak juga demikian. Meski kontrak menyediakan 371,90 BBTUD, namun realisasi pemanfaatan gas cuma 270,28 BBTUD. Sedangkan pemanfaatan gas kota yang dalam kontrak sebanyak 3,51 BBTUD, rupanya cuma terrealisasi 2,08 BBTUD saja.

Di bidang transportasi bahan bakar gas, realisasinya hanya 4,37 BBTUD. Sedangkan dikontrak tercatat alokasi 8,70 BBTUD.

Soal pemanfaatan gas domestik untuk ekspor, hanya terrealisasi 873,47 BBTUD. Padahal dalam kontrak ada 1.061,50 BBTUD. Namun untuk LNG ekspor dan LNG domestik serta LPG domestik, realisasinya sesuai dengan yang terkontrak yakni masing-masing sebesar 2.174,2 BBTUD, 298,18 BBTUD, dan 211,28 BBTUD.

Rendahnya penyerapan gas yang disediakan, menurut Amien lantaran belum tersedianya infrastruktur memadai. Terutama bagi jaringan gas kota yang belum juga terbangun. (Mahbub Junaidi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.