Jakarta, Obsessionnews – Nilai tukar mata uang rupiah pagi ini dibuka menguat tipis. Namun sayang, kondisi tersebut hanya berlangsung sesaat karena rupiah kembali melemah.
Rupiah berdasarkan data Bloomberg, Kamis (9/7/2015) dibuka menguat. Namun usai menguat, rupiah langsung jatuh sebesar 18 poin atau setara 0,13 persen ke posisi Rp13.338 per USD. Sementara itu, berdasarkan data Yahoo Finance, pergerakan rupiah berada di posisi Rp13.348 per USD. Jika dibandingkan dengan pergerakan perdagangan kemarin, rupiah melemah 17,5 poin atau setara 0,13 persen. (Baca juga: Rupiah Ditutup Masih Lemah, Rp13.356/USD)
Tertekannya rupiah bersama mayoritas mata uang di Asia terhadap dolar AS. Isu Yunani yang masih meningkatkan kekhawatiran global juga akhirnya mendorong kenaikan Yield SUN serta penurunan IHSG hingga Rabu sore.
Mengutip hasil riset Samuel Sekuritas, pemangkasan proyeksi pertumbuhan oleh Bank Dunia serta ambruknya pasar saham Tiongkok juga turut serta mempertahankan sentimen negatif di pasar domestik.
“Tekanan jual pada aset rupiah berpeluang berlanjut walaupun keengganan menikkan bunga yang ditunjukkan oleh the Fed semalam bisa membantu rupiah lebih kuat,” tutur dia.
Selain itu, yield obligasi Yunani 10 tahun naik tajam hingga 19 persen sebelum akhirnya stabil setelah Yunani mengajukan proposal pinjaman yang baru yang semakin mendekati kemauan pemberi kredit.
“Rilis notulensi FOMC meeting Juni juga meredakan kekhawatiran global mengenai kenaikan suku bunga the Fed, selain masih menunggu data ekonomi AS membaik, Fed memberikan tanda masalah Yunani dan perlambatan Tiongkok dapat ikut memengaruhi keputusan kenaikan suku bunga acuan. Menyusul berita itu dolar index melemah bersama dengan yield,” pungkasnya. (mtv)
