Jumat, 26 April 24

Riri Riza Dedikasikan Hidupnya untuk Dunia Film

Riri Riza Dedikasikan Hidupnya untuk Dunia Film
* Riri Riza. (Foto: Sutanto/obsessionnews.com)

Jakarta, ObsessionnewsKuldesak merupakan film pertama yang menandai debutnya sebagai produser, penulis naskah dan sutradara film layar lebar tahun 1998. Bersama sahabatnya, Mira Lesmana, ia menggarap sejumlah film yang tersohor, yakni Petualangan Sherina (2000), Ada Apa dengan Cinta? (2002), Gie (2005), Laskar Pelangi (2008), Sang Pemimpi (2009), dan Sokola Rimba (2013), dan lain-lain. Boleh dibilang, ia termasuk salah satu sosok yang ikut memberi ruh baru pada dunia perfilman nasional.

Sejak kecil Riri sudah memiliki mimpi untuk mendedikasikan hidupnya kepada dunia film. Pilihannya rupanya tak meleset. Berkat kegigihannya dalam belajar, ia tercatat sebagai mahasiswa paling menonjol di kampusnya dan menjadi lulusan terbaik Institut Kesenian Jakarta (IKJ) untuk angkatannya. Setamat kuliah, film perdananya, Sonata Kampung Bata, berhasil menyabet sebuah penghargaan dalam Festival Film di Jerman. Atas prestasinya itu, ia mendapat undangan bertandang ke Jerman.

Setelah pulang dari negara itu, semangatnya untuk menyelami dunia sinematografi kian menggebu. Riri mulai terlibat dalam pembuatan sejumlah film hingga melahirkan karya-karya yang fenomenal. Hebatnya, di antara film-film tersebut, ia sempat bertindak sebagai sutradara, penulis skenario, maupun produser.

Riri menyuguhkan film yang khas, berbobot, dan kental dengan pendidikan. Salah satu filmnya yang menuai sukses adalah Laskar Pelangi. Film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Andrea Hirata itu memecahkan rekor sebagai film box office Indonesia dengan jumlah penonton bioskop terbanyak, terpilih tayang di ajang bergengsi Berlin International Film Festival (Berlinale) 2009, diundang lebih dari 20 festival film internasional di 5 benua dalam kurun waktu 1 tahun setelah rilisnya, dan mendapat beberapa penghargaan bergengsi, seperti SIGNIS Award dari Hong Kong International Film Festival 2009.

Bagi pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 2 Oktober 1970, ini dunia film bukan hanya sekadar sarana mencari sesuap nasi, tapi alat perjuangan. Lewat film, Riri ingin mengangkat persoalan hidup yang berkembang di masyarakat sehingga membukakan mata hati dan pemikiran baru. Pria berkacamata minus ini juga memiliki obsesi terpendam, yakni membuka sekolah penulisan skenario film serta membuat film tentang kehidupan pasar tradisonal di Indonesia karena ia sangat hobi jalan-jalan ke pasar tradisional dan bisa melihat karakter manusia yang sebenarnya di sana.

Riri dipercaya menjadi juri kompetisi film pendek, salah satu seni kreatif yang dilombakan dalam ajang BeKreatif (Gebyar Seni Kreatif) Indonesia 2015 di Bandung November mendatang. “Saya optimis BeKreatif Indonesia Indonesia 2015 akan sukses dan melahirkan film-film pendek yang bermutu,” tutur Riri kepada obsessionnews.com seusai rapat dengan panitia BeKreatif Indonesia Indonesia 2015 di Jakarta beberapa waktu lalu. (Gia)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.