
Kinerja Makro
Masa pemerintahan Joko Widodo selama tujuh tahun diwarnai dengan berbagai peristiwa penting global yang mengiringi perjalanan ekonomi -khususnya sektor industri manufaktur- Indonesia. Beberapa peristiwa dimaksud antara lain penurunan harga beberapa komoditas yang berakibat pada adanya tekanan terhadap ekspor Indonesia, pelambatan ekonomi Tiongkok sebagai entitas ekonomi terbesar dunia yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara global, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang menciptakan kembali high cost economy dan mengganggu sisi supply, serta tentunya pandemi Covid-19 yang memberikan tekanan hebat –utamanya kepada sektor industri- baik dari sisi supply dan maupun sisi demand. Dengan latar belakang kondisi global yang penuh dengan gejolak dan ketidakpastian tersebut, perjuangan bangsa Indonesia dalam membangun sektor industri manufaktur yang berdaulat, mandiri, berdaya saing, dan inklusif menghadapi tantangan yang tidak mudah.
Meski dihadapkan pada sekian tantangan global tersebut, sektor industri manufaktur Indonesia selama tujuh tahun pemerintahan Joko Widodo tetap memainkan peranan penting –bahkan sebagai penggerak dan penopang utama- bagi perekonomian nasional. Pentingnya peranan sektor industri antara lain dapat dilihat dari realisasi investasi sektor industri manufaktur,yang pada periode pertama (2015-2019) menembus total nilai sebesar Rp1.280 Triliun dengan nilai rata-rata investasi tahunan sebesar Rp250 Triliun. Total nilai investasi selama periode lima tahun pertama ini bahkan lebih besar dari nilai investasi yang terakumulasi selama 10 tahun pada kurun waktu 2005-2014. Pada periode kedua, realisasi investasi di sektor manufaktur tahun 2020 tercatat di angka Rp270 Triliun, lebih tinggi dari nilai rata-rata periode sebelumnya meski sektor industri mendapat hantaman keras (hard hit) dari pandemi Covid-19. Sementara pada Semester I tahun 2021, realisasi investasi di sektor manufaktur telah terhitung sebesar Rp170 Triliun dan diperkirakan terus meningkat seiring dengan perbaikan beberapa indikator ekonomi lain.
Dari sisi ekspor, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap ekspor nasional terus meningkat dari USD108,6 Miliar pada tahun 2015 ke USD127,4 Miliar pada tahun 2019. Dalam kurun waktu tersebut, rata-rata nilai kontribusi ekspor sektor manufaktur berkisar pada angka 75 persen dari total ekspor nasional per tahun. Nilai kontribusi ini jauh lebih besar dari kontribusi ekspor manufaktur pada periode pemerintahan sebelumnya (2000-2014) yang hanya menyentuh angka di bawah 70 persen dari total ekspor nasional.
Halaman selanjutnya