Mendag Busan dan Dirjen WTO Bahas Reformasi Multilateral, Tegaskan Komitmen Indonesia terhadap Perdagangan yang Inklusif dan Berkeadilan

Obsessionnews.com — Menteri Perdagangan RI Budi Santoso menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap sistem perdagangan multilateral yang inklusif, berbasis aturan, dan berkeadilan dalam pertemuannya dengan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Ngozi Okonjo-Iweala, di sela-sela G20 Trade and Investment Ministerial Meeting (TIMM) di Gqeberha, Afrika Selatan, Jumat (10/10).
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan produktif tersebut, Mendag Busan menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Dirjen Ngozi dalam memperkuat peran WTO di tengah dinamika global yang semakin kompleks. Ia menegaskan bahwa Indonesia tetap menjadi salah satu pendukung utama sistem perdagangan multilateral yang berbasis pada aturan dan prinsip keadilan, sekaligus berkomitmen aktif untuk terus memperkuat kolaborasi di tingkat global.
“Indonesia sangat menghargai upaya WTO dalam menjaga kepercayaan antarnegara anggota serta memastikan perdagangan tetap berperan sebagai pendorong pemulihan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Mendag Busan.
Keduanya juga membahas sejumlah agenda penting menjelang Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-14 WTO yang dijadwalkan berlangsung di Yaoundé, Kamerun, pada Maret 2026. Dalam kesempatan tersebut, Mendag Busan menegaskan kesiapan Indonesia untuk berkontribusi aktif dalam pembahasan berbagai isu strategis seperti kebijakan pertanian, subsidi perikanan, perdagangan elektronik, dan customs duties on electronic transmission (CDET).
Selain itu, Mendag Busan menyoroti pentingnya reformasi sistem penyelesaian sengketa (dispute settlement reform) di bawah WTO. Menurutnya, sistem tersebut harus segera dipulihkan agar kembali berfungsi penuh dan dapat diakses oleh seluruh anggota secara adil dan transparan. Ia menekankan bahwa efektivitas sistem penyelesaian sengketa merupakan fondasi penting dalam menjaga kredibilitas dan kepercayaan terhadap WTO.
“Reformasi ini harus menjunjung tinggi prinsip inklusivitas dan transparansi agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata oleh semua pihak, baik negara maju maupun berkembang,” tegasnya.
Lebih jauh, Mendag Busan menyampaikan bahwa Indonesia siap berperan aktif dalam setiap proses dialog dan reformasi untuk memperkuat sistem perdagangan berbasis aturan. Ia menegaskan bahwa kerja sama dengan WTO dan seluruh negara anggota akan terus ditingkatkan guna menciptakan tatanan perdagangan global yang lebih adil dan berimbang.
“Indonesia percaya bahwa sistem perdagangan multilateral yang kuat, inklusif, dan berbasis aturan merupakan pilar penting bagi pertumbuhan ekonomi global yang berkeadilan dan berkelanjutan,” tutup Mendag Busan.
Sementara itu, Dirjen WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengapresiasi sikap konstruktif dan komitmen Indonesia dalam mendukung proses pengambilan keputusan yang berbasis konsensus. Ia menilai, posisi Indonesia memiliki arti penting di tengah meningkatnya tantangan dan procedural blockages dalam berbagai perundingan multilateral. Menurut Ngozi, semangat kolaboratif yang ditunjukkan Indonesia dapat menjadi katalis dalam mendorong hasil nyata pada KTM ke-14 mendatang.
Pertemuan antara Mendag Busan dan Dirjen WTO ini menegaskan kembali peran strategis Indonesia sebagai jembatan antara negara maju dan berkembang dalam memperkuat arsitektur perdagangan global yang lebih adil, terbuka, dan berorientasi pada kesejahteraan bersama. (Ali)