Pratikno: Inovasi Medis dan Kolaborasi Global Kunci Masa Depan Kesehatan

Obsessionnews.com — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menekankan pentingnya inovasi medis, pemerataan akses layanan kesehatan, serta kolaborasi global dalam menghadapi tantangan kesehatan respirasi dan imunologi.
Pesan itu disampaikan Menko PMK saat membuka Kongres ke-25 Asia Pacific Association of Allergy, Asthma, and Clinical Immunology (APAAACI) di Jakarta.
Dalam sambutannya, Pratikno menuturkan pengalaman pribadinya sebagai penyandang alergi debu yang memicu asma dan sinusitis, termasuk dua kali menjalani operasi sinus. Ia menegaskan bahwa di balik setiap data kesehatan selalu ada kisah manusia yang harus menjadi pusat perhatian dalam pengembangan kebijakan publik.
“Jika ditanya apa yang paling saya takuti, jawabannya karpet berdebu. Kedengarannya sederhana, tapi hal ini menunjukkan bahwa di balik setiap kondisi medis, ada cerita manusia,” ujar Pratikno.
Menko PMK menilai dunia medis kini memasuki era baru pengobatan yang ditandai dengan kemajuan personalized medicine, digital health, terapi lanjutan, dan penerapan kecerdasan buatan (AI). Transformasi ini, kata dia, tidak hanya meningkatkan efektivitas pengobatan, tetapi juga membuka peluang bagi pasien untuk terlibat aktif dalam pengelolaan kesehatannya.
“Inovasi tanpa akses adalah janji yang tak terpenuhi. Kita harus membangun sistem kesehatan yang maju sekaligus adil,” tegasnya.
Pemerintah Indonesia berkomitmen membangun ekosistem inovasi kesehatan yang inklusif, melalui kebijakan yang adaptif, penguatan riset, serta peningkatan kapasitas ilmuwan dan tenaga kesehatan.
Pratikno juga menekankan perlunya kolaborasi internasional untuk menjawab tantangan kesehatan global seperti perubahan iklim dan polusi udara.
“Tidak ada satu negara pun yang mampu mengatasi masalah ini sendiri. Kita perlu berbagi pengetahuan, melakukan penelitian bersama, dan harmonisasi regulasi demi masa depan kesehatan dunia,” ujarnya.
Kongres APAAACI ke-25 turut dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya, Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Vinsensius Jemadu, Presiden APAAACI Amir Hamzah Abdul Latif, serta ratusan ilmuwan dan praktisi kesehatan dari berbagai negara. (Ali)