Mendag Busan Ajak Youthpreneurs Jadi Motor Inovasi Kerajinan Indonesia di INACRAFT 2025

Mendag Busan Ajak Youthpreneurs Jadi Motor Inovasi Kerajinan Indonesia di INACRAFT 2025
Mendag Busan meninjau stand UMKM yang mengikuti pameran kerajinan INACRAFT October 2025 di JICC Senayan pada Kamis, (2/9/2025) (Foto Dok. Humas Kemendag)

Obsessionnews.com — Pameran kerajinan terbesar di Tanah Air kembali digelar. INACRAFT October 2025 Vol. 4 Youthpreneurs resmi dibuka oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso (Mendag Busan) di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan. Dalam pidatonya, Mendag menekankan pentingnya peran generasi muda atau youthpreneurs untuk menjadi garda terdepan dalam melestarikan budaya sekaligus mendorong inovasi kerajinan Indonesia agar mampu bersaing di kancah global.

“Indonesia kini berada di posisi ke-11 sebagai negara eksportir produk kerajinan dunia. Masa depan industri ini ada di tangan kita, khususnya generasi muda. Youthpreneurs harus menjadi pelestari budaya sekaligus pembawa inovasi,” tegas Mendag Busan di hadapan para peserta, tamu undangan, dan perwakilan negara sahabat.

Pembukaan pameran berlangsung meriah dengan kehadiran Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan, Ketua Umum ASEPHI Muchsin Ridjan, serta Ketua Umum Dekranas Pusat Selvi Gibran Rakabuming. Dukungan para duta besar negara sahabat yang turut hadir juga menunjukkan besarnya potensi kerajinan Indonesia untuk menembus pasar internasional.

Dalam sambutannya, Mendag menyoroti pentingnya program UMKM BISA Ekspor (UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor) yang telah membuka jalan bagi ribuan UMKM untuk terhubung dengan pasar global. Program ini mempertemukan pelaku UMKM dengan perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri, hingga menjembatani mereka bertemu langsung dengan calon pembeli mancanegara. Data menunjukkan, sepanjang Januari hingga Agustus 2025, sebanyak 942 UMKM berhasil mengikuti business matching dengan nilai transaksi mencapai USD 90,90 juta atau sekitar Rp1,40 triliun. Yang menggembirakan, mayoritas atau 70 persen di antaranya merupakan UMKM yang baru pertama kali melakukan ekspor.

Produk yang berhasil mencuri perhatian buyer pun beragam, mulai dari makanan dan minuman, kopi, kakao, produk perawatan tubuh, pertanian, furnitur, hingga fesyen muslim dan produk kesehatan. Menurut Mendag, keberhasilan ini menjadi bukti bahwa kreativitas UMKM Indonesia sangat besar, hanya perlu dukungan promosi dan akses pasar yang lebih luas.

Selain fasilitasi buyer, pemerintah juga membuka jalan lewat serangkaian perjanjian dagang internasional. Pada Agustus lalu Indonesia menandatangani perjanjian dagang komprehensif dengan Peru. Disusul keberhasilan menuntaskan perundingan dengan Uni Eropa pada September, serta penandatanganan naskah CEPA dengan Kanada. Di akhir tahun, kerja sama dengan Uni Ekonomi Eurasia akan diteken, sementara perundingan dengan Tunisia juga tengah berlangsung. Menurut Mendag, deretan perjanjian tersebut merupakan kunci untuk membuka akses pasar kerajinan Indonesia dengan tarif yang lebih kompetitif.

Di arena pameran, karya para UMKM muda semakin menunjukkan wajah baru industri kerajinan. Salah satunya Lumosh Living, UMKM yang mengolah limbah keramik menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi. Lewat pembinaan Kemendag, Lumosh berhasil menembus buyer asing, bahkan meraih penghargaan Good Design Indonesia pada 2024. Co-Founder Lumosh, Raymond Kurniawan Tjiadi, mengungkapkan harapannya agar pemerintah memberi insentif lebih agar produk keramik Indonesia mampu bersaing dengan negara lain seperti Thailand dan Vietnam.

Ketua Umum ASEPHI Muchsin Ridjan menambahkan bahwa antusiasme UMKM daerah sangat besar, meski tidak semuanya bisa difasilitasi hadir di INACRAFT. Namun semangat itu tetap menyala karena UMKM diyakini menjadi tulang punggung perekonomian nasional, terutama ketika menghadapi krisis.

Gelaran INACRAFT kali ini pun menjadi lebih dari sekadar pameran. Kehadirannya membawa pesan bahwa kreativitas harus berjalan beriringan dengan keberanian menembus pasar global. Mendag Busan menutup sambutannya dengan optimisme, menegaskan bahwa youthpreneurs adalah motor utama kebangkitan kerajinan Indonesia. Dengan inovasi, kreativitas, dan semangat ekspor, produk budaya Indonesia diyakini akan mampu berdiri sejajar dengan karya dunia dan menjadi kebanggaan bangsa.  (Ali)