Kemenko PMK Dorong Integrasi AI dalam Pendidikan Vokasi di China–ASEAN Forum 2025

Obsessionnews.com — Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menegaskan pentingnya pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam memperkuat sistem pendidikan vokasi. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Kemenko PMK sekaligus Ketua Tim Koordinasi Nasional Vokasi (TKNV), Ojat Darojat, menilai integrasi AI bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak agar lulusan vokasi memiliki daya saing global.
Pernyataan tersebut disampaikan Ojat dalam forum internasional The 2025 China–ASEAN Forum on Upgrading Vocational Education Standard Through AI Integration di Nanning, Guangxi, Tiongkok pada Senin (15/9/2025). Forum ini mempertemukan pemerintah, akademisi, industri, dan lembaga pendidikan vokasi dari Tiongkok, Indonesia, serta negara-negara ASEAN untuk merumuskan standar pendidikan vokasi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan tuntutan pasar kerja global.
Menurut Ojat, Indonesia tidak hanya ingin melahirkan lulusan yang siap kerja, tetapi juga generasi yang mampu berinovasi dan memimpin transformasi industri. AI, katanya, harus ditempatkan sebagai kompetensi inti dalam kurikulum vokasi agar peserta didik terbiasa dengan teknologi sejak dini. Selain itu, ekosistem kolaboratif antara pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan juga perlu diperkuat melalui riset bersama, penyusunan standar, hingga program magang berbasis AI.
Ia menambahkan, integrasi AI dapat memperluas akses pendidikan melalui platform digital yang inklusif hingga ke daerah terpencil. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerataan kesempatan belajar sekaligus mempersiapkan SDM unggul untuk Indonesia Emas 2045. “AI harus menjadi katalisator dalam mencetak generasi yang mampu menjawab tantangan zaman sekaligus membawa inovasi baru,” ujar Ojat.
Kehadiran Indonesia dalam forum ini juga menandai pentingnya kemitraan ASEAN–Tiongkok dalam membangun kualitas SDM vokasi. Melalui kerja sama erat dengan Tiongkok, Indonesia optimistis mampu mempercepat pengembangan kurikulum, memperluas akses pendidikan berbasis teknologi, dan menciptakan lulusan yang diakui secara regional.
Forum yang dihadiri perwakilan pemerintah, industri, akademisi, serta lembaga pendidikan vokasi dari berbagai negara ini menjadi ajang strategis untuk bertukar pandangan sekaligus merancang masa depan pendidikan vokasi di era AI. Indonesia menegaskan komitmennya menjaga relevansi kebijakan vokasi dengan kebutuhan industri global dan perkembangan standar internasional. Dengan semangat kolaborasi, Indonesia percaya dapat melahirkan generasi emas yang cakap AI, inovatif, dan siap berkontribusi pada transformasi industri dunia. (Ali)