Menko PMK: Kapital Paling Berharga Adalah Manusia, Bukan Sekadar Angka

Obsessionnews.com — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menekankan bahwa manusia adalah modal pembangunan paling berharga dalam membangun bangsa. Menurutnya, arah pembangunan Indonesia harus berpusat pada peningkatan kualitas hidup rakyat, bukan semata pada angka-angka statistik atau proyek infrastruktur fisik.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sambutannya pada peluncuran Desain Besar Pembangunan Kependudukan (DBPK) Tahun 2025–2045, yang digelar di Kantor Bappenas, Jakarta, Jumat (11/7/2025).
“Harta yang paling berharga adalah keluarga. Kapital yang paling berharga adalah manusia — human capital. Aset negara yang paling berharga adalah kualitas hidup rakyatnya,” ujar Menko PMK tegas.
Menko PMK mengingatkan bahwa Indonesia saat ini tengah berada di puncak bonus demografi, sebuah momen langka di mana jumlah penduduk usia produktif berada pada titik tertinggi dalam sejarah bangsa. Namun ia menggarisbawahi, bonus ini hanya bersifat sementara, dan jika tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi beban demografi.
“Ini adalah peluang besar, tapi juga bisa berubah jadi musibah. Tugas kita adalah mengubah bonus demografi menjadi dividen pembangunan. Itu ‘call for action’-nya,” tegasnya.
Menko PMK menjelaskan bahwa untuk mengubah bonus demografi menjadi dividen pembangunan, Indonesia harus membangun manusia secara utuh melalui tiga dimensi utama: kesejahteraan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan keberlanjutan lingkungan. Ia menekankan pentingnya pembangunan manusia sebagai fondasi dari kemajuan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kita tidak cukup hanya bicara angka pertumbuhan ekonomi. Kita perlu memastikan bahwa pertumbuhan itu inklusif, berkeadilan, dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.
Dalam paparannya, Pratikno juga menekankan pentingnya struktur usia penduduk yang sehat dan seimbang. Ini dimulai dari mempersiapkan generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya saing, hingga menjaga kualitas hidup kelompok lanjut usia agar tetap sehat dan produktif.
Ia juga menyoroti pentingnya pemerataan pembangunan antarwilayah sebagai bagian dari strategi menjaga keseimbangan pertumbuhan.
“Kalau hanya fokus di kota besar, tekanan demografi akan terlalu tinggi. Kita perlu bangun desa, bangun wilayah, agar semua punya peluang yang sama,” tuturnya.
Peluncuran Desain Besar Pembangunan Kependudukan 2025–2045 menjadi momen penting dalam menyiapkan arah kebijakan jangka panjang menyongsong Indonesia Emas 2045. DBPK hadir sebagai panduan strategis untuk mengelola dinamika penduduk secara berkelanjutan, adil, dan inklusif.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh para tokoh nasional dan perwakilan lembaga internasional, antara lain Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji, Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard, Dirjen Dukcapil Kemendagri Teguh Setyabudi, sertaCountry Representative UNFPA Hassan Mohtassami.
“Kita harus kerja keras menjaga momentum bonus demografi ini. Kita pastikan betul agar bisa diubah menjadi dividen pembangunan yang tumbuh secara berkelanjutan dan berkeadilan,” pungkas Menko PMK. (Ali)