Shell ExpertConnect 2025 Dorong Efisiensi dan Produktivitas Berkelanjutan di Sektor Agrikultur

Shell ExpertConnect 2025 Dorong Efisiensi dan Produktivitas Berkelanjutan di Sektor Agrikultur
Para pembicara Shell ExpertConnect 2025 bertema Unstoppable Agriculture: Peak Productivity and Operations Efficiency (Foto Dok. Istimewa)

Obsessionnews.comShell Indonesia kembali menggelar Shell ExpertConnect 2025, forum strategis yang mempertemukan lebih dari 150 pelaku industri, pembuat kebijakan, akademisi, dan pemangku kepentingan sektor kelapa sawit untuk membahas praktik efisiensi operasional dan perawatan modern demi mendorong keberlanjutan agrikultur nasional.

Mengusung tema "Unstoppable Agriculture: Peak Productivity and Operations Efficiency", acara yang digelar di Bandung ini mengangkat pentingnya adopsi teknologi perawatan prediktif dan optimalisasi total cost ownership (TCO) sebagai strategi untuk menekan biaya, memperpanjang usia aset, dan menjaga keberlangsungan produksi di tengah tantangan global.

Heru Tri Widarto, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian RI, dalam paparannya menyampaikan pentingnya efisiensi sebagai pilar utama pembangunan sektor kelapa sawit yang produktif dan berdaya saing.

“Kami mendorong intensifikasi, mekanisasi, serta hilirisasi sebagai strategi utama. Kolaborasi lintas sektor—seperti dengan Shell Indonesia—sangat krusial untuk menciptakan ekosistem agrikultur modern yang tangguh secara nasional dan kompetitif di tingkat global,” ujarnya.

Sebagai negara produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia dituntut untuk terus menjaga kestabilan pasokan dan daya saing industri di tengah tekanan iklim dan pasar global.

Shell Indonesia, melalui forum ini, mengajak industri agrikultur untuk beralih dari pendekatan run to fail menuju sistem perawatan prediktif berbasis teknologi. Pendekatan ini terbukti mampu meminimalkan downtime, menekan biaya perawatan, dan menjaga keberlangsungan produksi secara efisien.

“Kami tidak hanya menawarkan pelumas, tetapi solusi menyeluruh—mulai dari pemilihan pelumas yang tepat, layanan teknis di lapangan, hingga penerapan teknologi digital untuk mendeteksi potensi gangguan sebelum terjadi,” jelas Farista Andi Kusuma, Vice President Technical Lubricants, Shell Indonesia.

Shell juga mendorong pelaku industri untuk mengadopsi prinsip Total Cost Ownership (TCO) dalam setiap pengambilan keputusan—yakni mempertimbangkan efisiensi bahan bakar, interval perawatan, dan usia pakai aset secara holistik, bukan hanya harga awal.

Shell ExpertConnect bukan hanya tempat berbagi pengetahuan teknis, tetapi juga wadah sinergi lintas sektor. Forum ini memperkuat posisi Shell Indonesia sebagai mitra strategis dalam membangun sektor agrikultur dan industri lainnya secara lebih tangguh, efisien, dan berkelanjutan.

Di tengah perubahan iklim dan disrupsi global, kunci kemajuan sektor agrikultur Indonesia adalah efisiensi dan inovasi. Shell ExpertConnect 2025 membuktikan bahwa teknologi perawatan dan kolaborasi strategis dapat menjadi solusi nyata menuju ketahanan industri yang berkelanjutan.  (Ali)