Musim Mas dan Mitra Internasional Dorong Produksi Sawit Berkelanjutan di Riau

Jakarta, Obsessionews.com — Program Rokan Hulu Landscape and Livelihoods Initiative resmi diluncurkan untuk mendorong produksi minyak sawit yang inklusif dan ramah lingkungan di Indonesia. Kolaborasi ini melibatkan Pemerintah Denmark, Ferrero, Musim Mas, Preferred by Nature, Sustainable Agriculture Network (SAN), dan Agriterra, serta didanai oleh Danida Green Business Partnerships (DGBP).
Selama lima tahun ke depan, program ini menargetkan pendampingan bagi 5.400 pekebun swadaya di Rokan Hulu, Riau. Mereka akan dibekali praktik pertanian regeneratif, pelatihan, serta dukungan untuk memperoleh sertifikasi RSPO dan ISPO. Sebanyak 2.000 anggota komunitas—60 persen di antaranya perempuan—juga akan didorong untuk melakukan diversifikasi pendapatan.
“Memberdayakan petani swadaya melalui pelatihan dan pendampingan adalah kunci untuk membangun rantai pasok minyak sawit yang tangguh dan berkelanjutan,” kata Olivier Tichit, Director of Communications and Sustainability Musim Mas.
Preferred by Nature akan memimpin koordinasi dan pelatihan, sementara Agriterra memperkuat asosiasi pekebun dan model koperasi. SAN mendampingi langsung di lapangan melalui Kaleka dan Setara Jambi. “Program ini menunjukkan bagaimana kerja sama antara bisnis dan LSM dapat mengatasi tantangan sistemik, memberdayakan pekebun swadaya, dan melindungi ekosistem penting,” ujar Jakob Ryding, Senior Director of Projects Preferred by Nature.
Ferrero dan Musim Mas akan fokus pada pelacakan rantai pasok dan kepatuhan terhadap regulasi seperti EU Deforestation Regulation (EUDR). Nicola Somenzi, Head of Responsible Sourcing Ferrero, menegaskan, “Kami ingin membangun rantai pasok yang kuat dan memberikan manfaat nyata bagi petani swadaya dan komunitas, sekaligus menjaga kelestarian alam dan manusia.”
Selain meningkatkan praktik pertanian, program ini juga mengatasi tantangan sistemik seperti rendahnya produktivitas, keterbatasan akses informasi, hingga isu legalitas lahan. Pendekatan lanskap yang melibatkan perusahaan, pemerintah, dan masyarakat sipil diharapkan dapat menciptakan ekosistem produksi sawit yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim.
Inisiatif ini mencerminkan tantangan dan peluang yang dihadapi sektor sawit di Indonesia secara umum, di mana pekebun swadaya memegang peran penting namun kerap tersisih dari arus utama transformasi industri. Jika kolaborasi lintas sektor seperti ini diperluas ke wilayah lain, Indonesia memiliki potensi besar untuk memperkuat posisi petaninya, sekaligus menjawab tuntutan pasar global yang kian ketat terhadap keberlanjutan. (AngieON)