Beatrix Santi Anugrah: Mengawal Transformasi Digital dengan Hati dan Visi

Obsessionnews.com - Di tengah gempuran disrupsi digital, pemimpin yang tak cuma paham arah perubahan tapi juga bisa menggerakkan organisasi dengan hati jadi aset langka. Sosok Beatrix Santi Anugrah, Direktur Pengembangan dan TI PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re), termasuk di antaranya.
Berkarier lebih dari dua dekade di sektor keuangan, Beatrix kini memimpin transformasi digital di perusahaan reasuransi milik negara. Ia percaya bahwa kepemimpinan bukan soal jabatan, tapi seni memadukan visi, empati, dan inklusivitas.
“Kepemimpinan bukan cuma soal ambil keputusan, tapi bagaimana kita bantu orang lain berkembang dan berkontribusi maksimal,” ujarnya.
Transformasi digital, menurutnya, bukan proyek teknologi semata. Tapi perubahan budaya dan cara pikir organisasi. “Yang paling penting adalah kecepatan beradaptasi dan mindset kolektif. Tanpa itu, digitalisasi sulit berhasil,” jelas lulusan Magister Manajemen Universitas Pelita Harapan ini.
Sebagai pemimpin di tengah gelombang teknologi, Beatrix juga menekankan pentingnya tata kelola dan manajemen risiko. Ia ingin menjadikan Indonesia Re sebagai pemimpin teknologi di industri reasuransi, dengan fondasi manusia yang tangguh dan kompeten.
“Digitalisasi bukan cuma soal sistem. Ini tentang membangun manusia,” tegasnya.
Baca Juga:
Jazilah Firdaus: Membangun Kekuatan Perempuan melalui Asuransi Syariah
Beatrix aktif mendorong peningkatan kompetensi karyawan lewat sertifikasi seperti Certified Wealth Manager (CWM) dan sertifikasi manajemen risiko. Baginya, sertifikasi adalah bentuk pengakuan profesional yang penting di industri keuangan yang semakin ketat regulasinya.
Sebagai pemimpin perempuan di sektor finansial yang masih didominasi laki-laki, Beatrix tak menampik adanya tantangan. Tapi ia justru melihat kelebihan gaya kepemimpinan perempuan yang kolaboratif dan suportif.
“Kita bisa tumbuh bersama, bukan saling bersaing. Perempuan butuh ruang aman untuk berkembang dan saling dukung,” ucapnya.
Bagi generasi muda, Beatrix berpesan agar terus mengasah kombinasi keterampilan teknis dan sosial—terutama adaptif terhadap teknologi, paham data, serta punya kemampuan komunikasi dan kepemimpinan.
“Yang paling penting, jadilah pembelajar seumur hidup,” ujarnya.
Meski disibukkan rutinitas kerja, Beatrix tetap menjaga semangat lewat hobi traveling dan kecintaannya pada wastra Indonesia. “Melihat budaya bangsa memberi saya perspektif dan energi baru,” katanya.
Mengakhiri percakapan, ia menitipkan pesan penuh semangat bagi para perempuan muda. “Punya visi yang jelas, percaya diri, dan jangan takut bermimpi besar. Keluar dari zona nyaman dan ambil tantangan, karena pertumbuhan butuh keberanian. Dan yang terpenting, mari saling dukung sesama perempuan untuk menciptakan perubahan positif." pungkas Beatrix.(Gia)