Mercy Francisca Hutahaean: Kepemimpinan Tegas, Tangguh, dan Tulus

Obsessionnews.com - Di dunia profesional yang menuntut kecepatan dan ketegasan, Mercy Francisca Hutahaean tampil sebagai sosok perempuan tangguh yang memimpin dengan prinsip dan empati. Kini menjabat sebagai Chief Legal & Government Relations Officer Prudential Indonesia, Francisca membuktikan bahwa perempuan bisa memegang posisi strategis dan membawa dampak nyata.
Lulusan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran ini mengawali kariernya sebagai in-house counsel dan pengacara di law firm. Baru pada 2015, ia mulai menjajaki bidang hubungan pemerintahan, langkah yang menantang dan menuntut adaptasi besar. “Saya yang terbiasa dengan ritme cepat harus belajar sabar dan lebih sensitif terhadap dinamika birokrasi,” ujarnya kepada Women’s Obsession.
Francisca percaya, peran perempuan di bidang hukum dan kebijakan menuntut keluwesan membaca situasi dan keberanian untuk bersuara. Ketika bekerja di British American Tobacco, ia mencetuskan program “Women Can” untuk mendorong karyawan perempuan tampil, bermimpi, dan mengejar kepemimpinan. “Kadang yang membatasi kita bukan lingkungan, tapi diri sendiri,” ucapnya lugas.
Baca Juga:
Juliana Cen: Memimpin dengan Hati, Mencipta dengan Teknologi
Penghargaan Wanita Executive 2005 dari Majalah Dewi dan Femina Group menjadi salah satu pencapaian awalnya. Namun lebih dari itu, ia berkomitmen membangun budaya kerja yang mendukung perempuan agar tidak tertinggal di dunia profesional, terutama setelah menikah atau memiliki anak. Baginya, kuncinya adalah perencanaan, komunikasi dengan pasangan, dan sikap tidak mudah menyerah.
“Perempuan harus punya target sejak awal, dan membicarakan tujuan hidup secara terbuka dengan pasangan,” katanya. Prinsip ini juga dia tanamkan pada dua putranya. “Anak-anak saya tidak boleh hanya jalan tanpa arah. Harus punya purpose.”
Sebagai perempuan Batak, Francisca juga menunjukkan kecintaannya pada budaya lewat kain tradisional seperti ulos, batik, dan songket. Tapi ia menekankan, melestarikan budaya tidak berarti harus mengabaikan kenyamanan dan akal sehat.
Di akhir, ia menyampaikan pesan penting bagi perempuan Indonesia: jangan membatasi diri. “Sering kali penghalang terbesar kita justru datang dari dalam. Don’t limit yourself, because you can!”.(Arfi)