Prof Zudan Bicara Maju Mundur Pengangkatan CASN dan Tagar "Kabur Aja Dulu"

Prof Zudan Bicara Maju Mundur Pengangkatan CASN dan Tagar "Kabur Aja Dulu"
Kepala BKN Zudan Arif Fakrulloh. (OMG/Ratim)


Obsessionnews.com - Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Zudan Arif Fakrulloh nampak sibuk. Bukan hanya menerima, Prof Zudan harus lalu-lalang mengantarkan tamu hingga ke lobi Kantor BKN, Jakarta. Kendati sibuk, Prof Zudan mau menyiapkan waktu untuk menerima tim dari Obsession Media Group (OMG) untuk wawancara khusus, pada Jumat (21/3).

Prof Zudan bicara mengenai kisruh maju mundur pengangkatan CASN dan PPPK. Namun dirinya memastikan hal itu sudah teratasi, menyusul instruksi dari Presiden Prabowo Subianto. "Sekarang sudah on the track. Sudah kembali ke jadwal semula," kata Zudan.

Baca Juga:
ASN Jakarta Dilarang Mudik Gunakan Mobil Dinas

Eks Dirjen Dukcapil menyebutkan, pengangkatan CASN dilakukan bertahap sesuai dengan kesiapan daerah atau instansi/lembaga. Maksimal, pada Juni 2025 ini, pengangkatan sudah CASN sudah rampung, sedangkan untuk PPPK diberi batas hingga Oktober 2025.

Sekarang ini, BKN sedang menyusun ranking ketika CASN dan honorer mengikuti tes serta nomor induk kepegawaian. "Karena yang namanya pegawai harus punya nomor induk," bebernya.

"Nomor induk ini nantinya dimasukan ke dalam sistem kepegawaian nasional yang dikelola BKN," sambungnya.

Baca Juga:
Zudan Arif Dilantik Jadi Kepala BKN

Zudan nampak bersemangat meskipun sibuk dan menjalani ibadah puasa. Pria yang hampir separuh hidupnya mengabdi sebagai birokrat dan akademisi, meladeni pertanyaan-pertanyaan lain yang diajukan. Termasuk mengenai tren tagar "Kabur Aja Dulu" yang pada Februari 2025.

Tagar tersebut merupakan ekspresi dari kalangan muda yang merasa lebih terjamin untuk studi, bekerja dan hidup di luar dibanding di dalam negeri. Zudan menyikapinya bijak kritik tajam tersebut.

"Berkarier itu pilihan," kata dia.

Baca Juga:
Prof Zudan Sabet Penghargaan Pj Gubernur Terbaik Se-Indonesia

Selama mau mengembangkan diri, kata Zudan, semua orang bisa memanfaatkan opsi-opsi yang tersedia, baik di dalam maupun di luar negeri. Namun dia menilai berkiprah di dalam negeri memiliki sensasi tersendiri.

Menguatkan argumentasinya, Prof Zudan mengutip pribahasa "Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, baik jua di negeri sendiri." Adagium yang kental nuansa cinta Tanah Air itu secara bebas bisa diartikan sebaik-baiknya negeri orang lebih baik negeri sendiri.

Sekalipun begitu, Zudan tidak sedang mencari pembenaran. Dia hanya mengingatkan agar orang Indonesia mau bertanggung jawab atas pilihannya. "Yang penting tanggung jawab dan sukses sampai ke puncak (karier) masing-masing. Esensinya kan seperti itu," ujarnya.

Nantikan wawancara lengkap Prof Zudan melalui tautan ini. (Erwin)