Buntut Isinden Way Kanan, DPR Minta Evaluasi Strategi Pengamanan Tugas Polri

Buntut Isinden Way Kanan, DPR Minta Evaluasi Strategi Pengamanan Tugas Polri
Anggota Komisi III DPR Dewi Juliani. (Istimewa)


Obsessionnews.com - Anggota Komisi III DPR RI Dewi Juliani menyampaikan duka cita yang mendalam atas gugurnya tiga anggota Kepolisian Republik Indonesia di Way Kanan saat menjalankan tugas penangkapan pelaku perjudian sabung ayam pada Senin (17/3). Dia meminta Polri merespons peristiwa memilukan itu dengan melakukan evaluasi.

Dewi Juliani menyatakan bahwa kejadian di Way Kanan ini sangat memprihatinkan. Padahal, TNI-Polri diharapkan untuk terus bersinergi, bukan mengalami benturan.

Baca Juga:
Aparat Tembak Aparat, Negara Harus Tegakkan Supremasi Hukum

“Seharusnya di era ini, insiden tragis seperti ini tidak terjadi. Kita tahu bahwa TNI dan Polri senantiasa berdampingan dan menjalin sinergitas yang kuat. Meskipun pelaku diduga oknum anggota TNI, kejadian ini tetap menjadi perhatian serius,” kata Dewi, di Jakarta, Selasa (18/3).

Tiga anggota Polri yakni Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto selaku Kapolsek Negara Batin, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta tewas terjangan peluru ketika melaksanakan tugas. Menjadi ironi, ketiganya tewas ditembak anggota TNI.

Baca Juga:
Setelah Bertemu Aktivis, Dasco Optimistis RUU TNI Tuai Dukungan

Pelaku penembakan yakni Peltu Lubis selaku Dansubramil Negara Batin, dan Kopka Basarsyah selaku anggota Subramil Negara Batin, sudah menyerahkan diri dan kini ditahan di Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad) Mako Kodim 0427/Way Kanan.

Dewi Juliani menyoroti pentingnya kepekaan dan perkiraan kerawanan bagi anggota Polri dalam melaksanakan tugas di lapangan.

Baca Juga:
TNI Serbu Mapolres Tarakan: Tindakan Keji, Premanisme dan Jiwa Korsa yang Memalukan

“Memang benar bahwa tindakan oknum menjadi pengecualian, namun saya melihat adanya potensi kurangnya kepekaan dan perkiraan kerawanan saat anggota Polri akan melaksanakan tugas tersebut. Informasi mengenai adanya konten video penyelenggaraan sabung ayam dan bahkan foto-foto senjata yang diduga milik oknum pelaku seharusnya menjadi indikasi potensi risiko,” ungkapnya.

Menyikapi hal ini, Dewi Juliani menyampaikan harapannya kepada Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri untuk melakukan evaluasi. Sebab, peristiwa aparat tembak aparat seperti ini seharusnya tak terjadi.

“Saya berharap kepada Bapak Kabaharkam untuk mengevaluasi dan meningkatkan kemampuan strategi di tingkat pelaksana teknis lapangan. Pembekalan kepada anggota Polri tidak hanya sebatas kemampuan teknis kepolisian, tetapi juga pemahaman mendalam mengenai potensi risiko dan solusi menghindarinya,” tegas Dewi Juliani.

“Sebagai contoh, dalam situasi yang dianggap rawan, anggota Polri harus dibekali pemahaman untuk melaporkan kepada Kapolres agar dapat berkoordinasi dengan Komandan Distrik Militer (Dandim) setempat atau meminta perbantuan dari Polisi Militer (PM) yang ada di wilayah tersebut. Saya kira ini menjadi tanggung jawab Kabaharkam untuk memastikan pembekalan kemampuan ini, bukan hanya sekadar kemampuan teknis kepolisian semata,” kata Dewi.

Dewi Juliani menekankan bahwa Komisi III DPR RI akan terus memantau perkembangan kasus ini dan mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap standar operasional prosedur (SOP) dan pembekalan kemampuan anggota Polri di lapangan guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang. (Erwin)