Obsessionnews.com - Intimidasi yang dialami dua Sukatani yang populer karena tembang bertajuk "Bayar, Bayar, Bayar" dinyanyikan dalam serangkaian aksi demonstrasi menuai kecaman banyak pihak. Bahkan, eks Menko Polhukam Mahfud MD menilai Sukatani tak patut menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

Menurut Mahfud, menciptakan lagu kritik sosial merupakan bagian dari HAM. Terlebih, lagu yang dinyanyikan Sukatani sudah beredar sejak 2023 jauh sebelum terjadinya aksi unjuk rasa "Indonesia Gelap."

Baca Juga:
Politisi PKS Usul Duo Sukatani Jadi Duta Polri

"Mestinya grup band SUKATANI tak perlu minta maaf dan menarik lagu "Bayar Bayar Bayar" dari peredaran krn alasan pengunjuk rasa menyanyikannya saat demo (2025)," cuit Mahfud melalui akun X pribadi, dikutip di Jakarta, Sabtu (22/2).

Mestinya grup band SUKATANI tak perlu minta maaf dan menarik lagu "Bayar Bayar Bayar" dari peredaran krn alasan pengunjuk rasa menyanyikannya saat demo (2025). Lagu tsb sdh diunggah di Spotify sblm ada unras (mnrt ChatGPT, Agustus 2023) dan "Menciptakan lagu utk kritik adl HAM".

— Mahfud MD (@mohmahfudmd) February 21, 2025

Duo Sukatani asal Purbalingga muncul ke publik dan mengungkap identitasnya. Di atas panggung kedua personel menutup identitas dengan penutup muka. Keduanya membuka identitas dan meminta maaf kepada polisi dan meminta agar lagunya ditarik (takedown).

Belakangan diketahui adanya intimidasi yang dilakukan dua personel Polda Jateng kepada Sukatani. Oknum polisi tersebut kini menjalani pemeriksaan internal, sementara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengaku tidak keberatan atas karya Sukatani. (Erwin)