Indonesia Kerja Sama dengan Rusia Garap Pembangunan Bandar Antariksa Pertama

Indonesia Kerja Sama dengan Rusia Garap Pembangunan Bandar Antariksa Pertama
Pertemuan antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Roscosmos State Space Corporation untuk mematangkan rencana pembangunan bandar antariksa pertama di Indonesia di Gedung B.J. Habibie Jakarta, Senin (2/12/2024). (Foto: BRIN)

Obsessionnews.com - Dalam rangka mematangkan rencana pembangunan bandar antariksa pertama di Indonesia, pemerintah melalui Badan Riset dan Inpvasi (BRIN) melakukan bekerja sama dengan Roscosmos State Space, sebuah perusahaanaktivitas antariksa asal Rusia.

Pertemuan pertama antara kedua pihak digelar pada Senin (2/12/2024), Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangannya berharap, dengan adanya kerja sama ini Indonesia bisa lebih maju dan rencana pembangunan bandar antariksa bisa segera terlaksana.

“Saya berharap kita dapat melangkah maju dan menjalin kerja sama, serta mewujudkan pembangunan bandar antariksa tersebut sesegera mungkin,” kata Handoko.

Selain itu, pernyataan juga disampaikan oleh Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Robertus Heru Triharjanto mengenai proyek ini. Mengenai lokasi, kawasan Biak di Provinsi Papua dianggap cocok karena semua kebutuhan logistik telah tersedia.

Baca Juga:
Pemprov DKI Jakarta dan BRIN Bakal Koordinasi Hadapi Cuaca Ekstrim yang Melanda Jabodetabek 

Sementara itu, nantinya konsep pengembangan bandar antariksa adalah sebagai open spaceport, yang dikelola secara komersial oleh pihak swasta, sehingga dapat digunakan oleh siapa saja dengan mekanisme pembayaran.

Dalam pertemuan ini, setidaknya ada empat pihak yang akan terlibat dalam kerja sama ini, yaitu BRIN, Roscosmos, PT URPI, dan Glavkosmos Rusia. Karena itu, hal yang harus dilakukan dalam hubungan kerja sama BRIN dan Roscosmos berdasarkan perjanjian government to government tentang aktivitas antariksa kedua negara adalah membuat dua perjanjian.

“Berdasarkan hukum keantariksaan Indonesia, kegiatan peluncuran antariksa di Indonesia harus dilakukan oleh operator terdaftar Indonesia. Oleh karena itu, antara Glavkosmos dan URPI perlu menyepakati joint venture agreement,” jelas Heru.

Baca Juga:
Kemenparekraf-BRIN Kolaborasi Kaji Skema Pembiayaan Indonesia Spice up The World

Merespon pernyataan Heru, Deputi Direktur Jenderal Roscosmos State Space Corporation untuk Kompleks Antariksa dan Sains, Alexander Bloshenko turut menyebutkan Biak dan Morotai potensial untuk dibangun bandar antariksa. Pasalnya, kedua lokasi tersebut secara geografis dinilai sangat baik karena dekat dengan garis khatulistiwa.

Oleh karena itu, hal ini dapat menguntungkan terkait massa muatan yang diluncurkan dalam orbit geostasioner dan geotransisi.

“Melihat kemajuan Indonesia dalam teknologi, sains, dan pendidikan, kami yakin negara Anda siap dan bahkan harus memiliki kemampuan peluncuran nasional sendiri,” pungkas Alexander.(Arfi)