Anak Abah, Ahokers dan PDIP Sudah Tak Ada Dusta di Antara Kita

Obsessionnews.com - Pilgub Jakarta menjadi arena menarik karena melibatkan sosok-sosok besar dan menyuguhkan fenomena unik meskipun bukan hal baru. Kalau dulu Anak Abah dan Ahokers saling gontok-gontokan kini kompak bersama PDIP mendukung paslon Pramono Anung dan Rano Karno. Anak Abah, Ahokers dan PDIP sudah tak ada dusta di antara kita.
Konkretnya dukungan Anak Abah muncul setelah Mas Pram dan Bang Doel bertemu Anies Baswedan. Jubir Anies dan loyalisnya terang-terangan mendukung paslon nomor urut 3 itu. Dalam pertemuan pada Rabu (20/11) Anies tak ragu berpose salam tiga jari.
Baca Juga:
Kembali Bertemu Pramono Anung, Anies Pose Tiga Jari: Berjuang untuk Warga Jakarta
Dukungan dari Anak Abah muncul dalam bentuk aksi. Pada Kamis (21/11) ini, diagendakan mereka menggelar rapat akbar. Flyer undangan sudah berseliweran melalui grup pertukaran pesan “Jakarta Menyala untuk Perubahan,”bunyi pesan undangan.

Pram dan Doel mengusung jargon “Jakarta Menyala”. Sedangkan “Perubahan”identik dengan Anies selama kampanye Pilpres 2024 yang lalu. Rapat akbar Warga Kota juga mengusung judul besar “Apel Siaga Kawal TPS”. Selain foto Pram dan Bang Doel ada pula foto Anies. Sejauh ini belum terkonfirmasi apakah Anies bakal hadir dalam apel akbar yang disiarkan secara daring itu.
Baca Juga:
PDIP: Anies Pertegas Dukungan untuk Mas Pram-Bang Doel
Relasi Anies, Ahokers dan PDIP memburuk buntut Pilgub 2017. Anies bersama barisan relawan mampu merebut tampuk DKI 1 dari Ahok yang didukung PDIP. Hubungan ketiganya mulai mencair setelah Pilpres 2024 ditandai dari masuknya Anies dalam proyeksi cagub DKI dari partai banteng, begitu pula Ahok.
Seiring perjalanan waktu, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri malah mengusung Pramono Anung, sosok kader senior yang memiliki pergaulan luas dan relatif tak memiliki konflik. Kalau Ahok bisa luwes bergabung dengan PDIP, Anies masih setia dalam sikap non-partai.
Baca Juga:
Bawaslu Putuskan Video Prabowo Dukung Luthfi Bukan Pelanggaran Kampanye
Menyatunya pihak-pihak yang bertikai dalam politik bukan hal baru. Dalam level nasional Jokowi dan Prabowo sudah mempraktikkannya. Malahan makin ke sini semakin mesra. Keduanya menjadi tokoh KIM Plus yang berkeinginan menguasai Sumut, Jakarta dan Jateng. Bahkan Prabowo memberi dukungan kepada Ahmad Luthfi di Jateng, dan Jokowi sekarang ini di Jakarta dan beberapa kali bertemu Ridwan Kamil.
Situasi di Jakarta membuktikan adagium tak ada kawan dan lawan abadi dalam politik, kecuali kepentingan. “Makanya dalam politik enggak usah baper. Maknai politik biasa saja. Hari ini lawan besok bisa jadi kawan,”kata pengamat politik Adi Prayitno. (Erwin)