Tanpa Aksi Riil, Endorsement Pilkada Sebatas Sugesti

Obsessionnews.com -Endorsement yang dilakukan sejumlah tokoh termasuk Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Jokowi pada perhelatan pilkada sebatas sugesti, kalau tidak ditindaklanjuti paslon dalam aksi riil meraih simpati pemilih. Serupa dengan pilpres, figur paslon turut menentukan tingkat keterpilihan dalam pilkada.
Peneliti BRIN Wasisto Raharjo Jati mengatakan paslon perlu berkeringat untuk turun menggaet suara publik dalam perhelatan pilkada. Tak terkecuali di Jakarta, Jateng dan sumut yang menjadi arena pertarungan KIM Plus dengan Prabowo dan Jokowi di belakangnya.
Baca Juga:
Bukan Warga Jakarta, Kenapa Jokowi Harus Turun Dukung Ridwan Kamil?
“Faktor endorsement para figur publik hanya memberi efek sugesti politik bagi paslon untuk bisa meyakinkan publik agar memilihnya kelak,” kata Wasis kepada Obsessionnews.com, di Jakarta, Rabu (20/11).
Jokowi menjadi sosok yang kerap meng-endorse calon kepala daerah. Tak sedikit paslon menyambanginya di Solo. Prabowo bahkan menyampaikan ajakan melalui rekaman video yang diunggah cagub Jateng Ahmad Luthfi.
Baca Juga:
Dukungan Anies-Ahok Menular ke Barisan Relawan, Anak Abah-Ahokers Siap Menangkan Pram-Rano
Belakangan, Jokowi datang ke Jakarta menghadiri acara relawan Ridwan Kamil-Suswono (Rido). Acara tersebut seperti reaksi balasan terhadap paslon Pramono Anung-Rano Karno yang sempat menemui mantan Gubernur DKI Anies Baswedan.
Pilgub Jakarta menjadi menarik karena kandidat paslon nomor urut 1 Rido dan palon nomor urut 3 Pram-Rano turut menjual tokoh-tokoh yang mendukung. Paslon 1 didukung Prabowo dan Jokowi, paslon 3 didukung mantan-mantan Gubernur DKI.
Wasis menilai dukungan para tokoh bisa memberi dampak, secara langsung maupun tidak. Namun perlu diaktualisasikan lagi dalam strategi di lapangan dalam menarik suara.
“Hal itu bisa berdampak langsung maupun tak langsung dalam elektabilitas karena pengaruh ketokohan dari figur publik yang mungkin mengalami perubahan ketika tak lagi menjabat,” tuturnya. (Erwin)