Siapa yang Lalai di Tragedi KM 92 Cipularang?

Obsessionnews.com - Pengusutan kecelakaan beruntun di KM 92 Tol Cipularang harus menyeluruh. Aparat diminta tidak mencari kambing hitam dalam mengurai tragedi yang menelan puluhan korban luka dan seorang tewas. Siapa yang lalai jangan dibiarkan.
Koordinator Indonesia Toll Road Watch (ITRW) Deddy Herlambang menyinggung adanya kaitan perusahaan di balik peristiwa itu. Dia menduga truk dipaksa mengangkut barang hingga mengalami kelebihan muatan (over dimention over load/ODOL) dan melintasi tol.
Baca Juga:
Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang Momentum Revisi UU LLAJ
“Masalah itu bisa juga kesalahan perusahaannya. Perusahaannya misalnya sudah tahu bahwa jalur itu jalur tol. Kita juga belum tahu bebannya ODOL atau tidak, beban berat atau tidak. Tetapi paling tidak, kalau remnya bisa blong, itu memang kemungkinan bahwa itu beban berat,” kata Deddy di Jakarta, Rabu (13/11).
Tol Cipularang, menjadi kebanggaan karena menyambungkan Jakarta-Bandung, sekaligus menyimpan banyak kisah memilukan. Jalur tersebut kerap disebut sebagai “Tol Setan” karena sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
Baca Juga:
Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang, Truk Alami Rem Blong dengan Gigi Tinggi
Sekalipun belum ada pengumuman resmi penyebab kecelakaan, karena masih menunggu kerja polisi dan penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Deddy menyebut faktor perusahaan turut menjadi faktor. Namun terdapat pula faktor kesalahan manusia dan mesin/kendaraan.
“Kalau kita lihat kemarin, truknya juga truk baru. Kalau kita lihat dari videonya driver ambulans, yang menyalip, yang menyusul dari kiri, itu kan sebenarnya truknya baru, tetapi karena itu kelebihan beban, bisa juga itu terjadi masalah pada pengeremannya,” tuturnya.
Baca Juga:
Korban Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang 30 Orang
“Kalau misalnya terjadi kegagalan pengereman, yang salah itu adalah perusahaannya. Mengapa perusahaan bisa mengambil barang muatan sebanyak itu,” tambah Deddy.
Menurutnya, kalau penyebab kecelakaan diakibatkan rem blong, seharusnya perusahaan memastikan kondisi kendaraan terlebih dulu. Deddy juga menganalisis kondisi ruas jalan sepanjang KM 90-100 yang menurun dan berbahaya kalau dilalui kendaraan bermuatan berat.
Bom Waktu
Secara terpisah, Peneliti Senior Institut Studi Transportasi (Instran) Achmad Izzul Waro menyebut, kecelakaan lalu lintas di Indonesia ibarat bom waktu yang bisa terjadi di mana saja. Selain jalan tol, kecelakaan juga bisa terjadi di jalan nasional atau jalan protokol karena rendahnya kesadaran masyarakat berlalu-lintas.
“Riset menunjukkan bahwa hampir 80 persen kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia ini akibat kelalaian manusia,” kata dia.
Kasus memilukan di Cipularang harus menjadi perhatian serius. Pemerintah dan pengelola jalan tol memperbaiki sistem untuk mewujudkan keselamatan transportasi.
"Dibutuhkan komitmen serius semua pihak untuk tunduk dan patuh, demi keselamatan kita semua. Ingat, kecelakaan lalu lintas itu pasti berawal dari kesalahan, berawal dari kelalaian dari seseorang. Pengemudi ataupun pihak-pihak lain," tuturnya. (Erwin)