LSI Denny JA: Dedi Mulyadi Merajai Basis Massa Merah dan Hijau

LSI Denny JA: Dedi Mulyadi Merajai Basis Massa Merah dan Hijau
* Dedi Mulyadi. (Antara)

Obsessionnews.com – Cagub nomor urut 4 pada Pilgub Jabar Dedi Mulyadi merajai basis massa merah dan hijau. LSI Denny JA menilai, kenaikan politisi Gerindra pada wilayah-wilayah identik dengan partai agamis dan nasionalis meningkat hingga 40 persen.

Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA Toto Izul Fatah menyebutkan, kenaikan elektabilitas Dedi Mulyadi rata-rata 30-40 persen di Tasikmalaya, Subang dan Bekas. Dia menganggap hal itu tak lepas dari citra personal Dedi Mulyadi yang sudah memiliki keunggulan popularitas.

Baca juga: Dedi Mulyadi Sebut KIM Solid Dukung Dirinya di Pilkada Jabar

“Setelah Ridwan Kamil maju di Pilkada DKI Jakarta, elektabilitas Dedi Mulyadi memang naik sangat signifikan,” kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, Kamis (27/9).

Tasikmalaya merupakan wilayah hijau. Sementara Bekasi identik dengan merah. Umumnya partai-partai seperti PKS, PPP dan PDIP dominan pada wilayah-wilayah tersebut.

Dirinya menilai, Dedi kini bukan saja unggul di basis tradisional. Dedi Mulyadi dianggap mampu mengungguli tiga kompetitornya dengan elektabilitas 62,0 persen di Kota Bekasi dan 78,6 persen di Kota Tasik.

Baca juga: Syaikhu Maju Pilgub Jabar, Aher Jadi Plh Presiden PKS

Kondisi itu perlu mendapat sorotan, karena di Bekasi misalnya, ada Ahmad Syaikhu, kader PKS yang diusung partainya sebagai calon gubernur Jabar, dan tinggal juga di Bekasi. Namun elektabilitas Syaikhu tertinggal jauh dari Dedi dengan hanya 28,9 persen saja.

Kemudian di Kota Tasik yang menjadi basis pemilih PPP, Dedi lebih moncer lagi dengan elektabilitasnya 78,6 persen. Sementara tiga kandidat lainnya di bawah 10 persen, termasuk Ahmad Syaikhu yang hanya 9,3 persen.

Ada kejadian yang cukup fenomenal sesuai dengan hasil survei itu, kata Toto, di Kabupaten Subang yang selama ini merupakan kantong PDIP, Dedi unggul telak dengan 92 persen. Sedangkan tiga kandidat lainnya di bawah 5 persen. Kasus yang sama terjadi basis tradisionalnya di Purwakarta, Dedi unggul telak dengan 89,5 persen.

Baca juga: Kontestasi Jabar dan Bayang-bayang Perceraian Dedi Mulyadi

Atas hasil survei itu, katanya, dapat disimpulkan bahwa perilaku pemilih pada Pemilihan Legislatif (Pileg) itu berbeda dengan pilkada. Artinya, hasil pileg itu tidak selalu berbanding lurus antara dukungan banyak partai dengan kemenangan calon di pilkada.

“Berbeda dengan di pileg. Kalau di pilkada itu yang menentukan kemenangan adalah kekuatan personal figur. Mau didukung banyak partai pun, kalau figurnya lemah, biasanya kalah. Begitu juga sebaliknya,” kata Toto.

Sementara itu, terkait dengan faktor yang memicu Dedi Mulyadi unggul merata di hampir seluruh wilayah di Jabar, disebutkan kalau itu terjadi karena intensitasnya turun ke lapangan menyapa masyarakat yang jauh melampaui tiga kandidat lain. Alasan itu terpotret dari hasil survei.

Dari pemantauannya selama ini, kata Toto, Dedi termasuk calon gubernur yang paling intens turun ke masyarakat dengan aneka kemasan. Salah satunya, dengan kemasan seni dan budaya. Simpati publik juga menguat karena Dedi berani mengambil resiko untuk membela orang-orang kecil. (Antara/Erwin)