Sherry Winata Sebut Seni sebagai Ekspresi Jiwa dan Cerminan Kekayaan Bangsa

Obsessionnews.com – Pelukis sekaligus guru meditasi, Sherry Winata mengungkapkan, seni adalah ekspresi jiwa yang mampu mengungkapkan hal-hal yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Menurutnya, seni dapat menggambarkan banyak hal mengenai kekayaan dan keragaman suatu bangsa, termasuk Indonesia.
Selain itu, Sherry juga mengungkapkan kerinduannya untuk melihat lebih banyak pameran seni di setiap kota di Indonesia, yang menampilkan kekayaan budaya dan kerja sama sebagai satu kesatuan negara. Menurutnya, pameran seni lukis yang semakin sering diadakan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, adalah tanda dunia seni lukis Indonesia telah kembali menggeliat, seiring dengan bertambahnya usia Republik Indonesia yang kini sudah mencapai 79 tahun.
Sebagai seorang perempuan yang giat berinvestasi, Sherry juga mengirimkan pesan penting bagi kaum perempuan.
“Kita sebagai kaum Hawa memiliki kebebasan untuk menemukan jati diri masing-masing dan bisa menjadi diri kita sendiri,” ujarnya dikutip obsessionnews.com dari majalah Women’s Obsession, Jumat (16/8/2024).
Melalui karya dan pandangannya, Sherry terus menginspirasi banyak orang untuk melihat seni sebagai medium penting dalam mengekspresikan diri dan merayakan kekayaan budaya Indonesia.
Namun, dia berusaha keluar dari batasan-batasan atau keterikatan yang menghalangi diri untuk berekspresi dan berkarya sesuai dengan passionnya masing-masing. ”Saya memiliki mimpi dan harapan, ini bisa diwujudkan oleh para perempuan di Tanah Air, setiap orang mempunyai ‘buku kehidupan’ yang unik. Kita bisa mengisinya dengan berbagai kegiatan yang kita cintai dan bermanfaat untuk sesama,” ucapnya.
Seperti karya lukisannya yang bertema, ‘Garden of Eden’ yang dipamerkan dalam ajang ArtMoments Jakarta bersama dengan G3n Project yang berlangsung beberapa waktu lalu di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel.
”Memberi pesan dalam kehidupan ini kita pernah memainkan peran, seperti melukai diri sendiri atau orang lain, difitnah, berbohong, dan hal negatif lainnya,” ungkap Sherry.
“Namun, kekuatan sejati kemudian kita temukan dan menyembuhkan luka batin menjadi proses awal perbaikan diri. Babak baru dalam kehidupan pun dimulai dengan perwujudan sikap yang positif dan kekebasan untuk menjalankan kehidupan sesuai dengan keinginan kita. Kita bebas ‘melukis warna kehidupan’ yang kita piilih dan sukai,” tambahnya.
Ibu dari tiga anak ini juga tak pernah berhenti belajar dan baru saja kembali dari London selama 14 hari belajar gong master training dari gong master dunia Don Conreaux. Semakin dia belajar merendahkan hati, ternyata dia semakin haus akan ilmu dan membagikan apa yang dia peroleh lewat lukisan, buku, kursus meditasi maupun sound healing untuk kesembuhan emosi dan jiwa.
Sherry juga percaya setiap individu bisa memberikan kontribusi terhadap bangsa Indonesia, karena setiap orang sebenarnya memiliki talenta dan sisi positif dari kehidupan ini. Menularkan perdamaian, menawarkan persahabatan, menebarkan cinta kasih, dan kepedulian terhadap sesama akan membuat dunia pun terasa indah dan penuh makna.
Di tengah kondisi perekonomian yang menantang baik di dalam maupun luar negeri, sesama seniman memang perlu saling bekerja sama dan tolong-menolong. Sherry percaya akan kekuatan bersama ini. ”Sesama seniman kita menghindari yang namanya persaingan. Itulah sebabnya, saya mendirikan Yayasan non profit Sherry Winata Art Foundation yang didirikan bersama teman baiknya Elia Yoesman bertujuan untuk membantu sesama, karena banyak orang yang sedang dalam kesusahan,” tuturnya.
Kegiatan sosial yang sudah dilakukan antara lain, membagikan sembako dan air bersih serta membantu mendukung usaha para seniman maupun mendatangkan 100 seniman untuk bisa hadir di acara ArtMoments di Jakarta bersama dengan G3n Project.
Pelukis yang juga adalah guru meditasi ini berpesan, ”Kita harus menjaga kesehatan emosi dan jiwa, karena ini sangatlah penting seperti tanah yang subur untuk biji tumbuh menjadi bunga. Belajar bekerja seperti anak-anak bermain tanpa berusaha, tapi terbang tinggi menjadi diri kita yang seutuhnya.”
”Sehingga kita tidak lagi kecewa mengukur hasil luar tidak sesuai dengan ekspektasi dan usaha kita,” tambahnya.
Dengan begitu bisa berkembang menjadi bunga yang bersinar untuk sekelilingnya, seperti bunga lotus yang mekar keluar dari lumpur dan menebar keindahan ke semua orang yang memandanginya. (Poy)