Selamat Datang Golkar Rasa Jokowi

Selamat Datang Golkar Rasa Jokowi
Obsessionnews.com - Pleno DPP Partai Golkar yang digelar Selasa (13/8) malam bakal menentukan wajah partai beringin ke depan. Mundurnya Airlangga Hartarto disebut banyak kalangan tak lepas dari upaya pendongkelan untuk memuluskan Presiden Jokowi memegang kendali. Golkar bakal menjadi partai dengan rasa Jokowi. Presiden Jokowi yang sejak Senin (12/8) berada di IKN belum memberi komentar atas sikap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyatakan mundur. Penegasan pihak Istana yang menyebut Jokowi tidak terkait dengan dinamika yang terjadi di Golkar diragukan, mengingat terdapat upaya yang menunjukkan Jokowi ogah keluar dari orbit pemerintahan. Baca juga: Gelar Pleno Hari Ini, Golkar Putuskan Plt Ketum Tanpa Voting Pembahasan revisi UU Wantimpres menjadi Dewan Pertimbangan Agung (DPA) misalnya, dipersepsikan untuk menampung Jokowi selepas lengser. DPA bakal dipaksakan setara dengan lembaga lain sehingga kedudukannya secara konstitusi menjadi bias dan rancu. Kini, Airlangga tetiba mundur, lagi-lagi Jokowi dianggap ikut bermain di belakang layar. Pertemuan Airlangga dengan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia di IKN yang diselingi guyong perebutan kursi, menggambarkan situasi yang sedang dialami Golkar. Secara jenaka, Airlangga menyentil aksi spontan Bahlil menarik kursi dengan konteks perebutan kekuasaan. "Kursi Pak Kapolri saja diambil sama Pak Bahlil," celetuk Airlangga disambut tawa anggota kabinet yang lain. Baca juga: Ridwan Hisjam: Jokowi Pantas Jadi Ketum Golkar Gantikan Airlangga Bahlil dianggap bakal menjadi Ketum Golkar definitif setelah Golkar menggelar Musyawarah Nasional (Munas). Sedangkan Agus Gumiwang, diproyeksikan menjadi Plt Ketum Golkar yang bakal mengeksekusi pelaksanaan Munas. Bahlil mengaku tidak tahu-menahu mengenai mundurnya Airlangga. Begitu pula dengan kondisi mutakhir Golkar. "Saya betul kader Golkar tetapi sekarang bukan pengurus DPP," kata Bahlil. Pengamat politik BRIN, Lili Romli menyebut peristiwa yang dialami Golkar sekarang ini tidak bakal mengubah karakter pragmatis-oportunis beringin. Dia meyakini, Golkar tetap menjadi partai pro-pemerintah. Baca juga: Airlangga: Kursi Pak Kapolri Saja Diambil Pak Bahlil "Yang jelas arah politik Golkar sudah pasti akan tetap menjadi bagian dari kekuasaan," ujar Romli. Hubungan khusus Jokowi dengan Golkar sejatinya sudah secara telak ditunjukkan ketika Airlangga mengumumkan mengusung Gibran Rakabuming sebagai cawapres pada Pilpres 2024. Sebelum deklarasi, Airlangga mengumpulkan puluhan ketua DPD terlebih dulu untuk konsolidasi. Sekalipun pernah menyatakan bakal pulang kampung ke Solo selepas tak lagi menjabat presiden, Jokowi nampaknya perlu mengawal pemerintahan ke depan, sekaligus memonitor sang anak Gibran Rakabuming. Golkar partai terbuka yang dipersepsikan partainya para birokrat, cocok menjadi wadahnya. Romli menyebut, bisa jadi nantinya Jokowi mengampu jabatan Ketua Dewan Pembina Golkar. Seperti Soeharto ketika memimpin Orde Baru. "Bisa jadi nanti Jokowi masuk jajaran pengurus Golkar sebagai Ketua Dewan Pembina," tuturnya. (Erwin)