Mundurnya Airlangga Warning untuk Parpol

Mundurnya Airlangga Warning untuk Parpol
Obsessionnews.com - Mundurnya Airlangga Hartarto sebagai nakhoda partai beringin menjadi alarm untuk ketua umum (ketum) partai politik (parpol) lainnya. Sebab, mundurnya Airlangga tidak lazim dan ditengarai ada faktor X yang menjadi pemicunya. Profesor Riset BRIN Lili Romli menyebut hanya ada dua kemungkinan yang memaksa Airlangga mundur. Pertama terkait status Airlangga dalam perkara korupsi ekspor CPO yang ditangani Kejaksaan Agung (Kejagung), kedua adanya tangan luar yang sedang mengobok-obok Golkar. Baca juga: Kejagung Bantah Bakal Periksa dan Geledah Rumah Airlangga Hartarto "Kalau dugaan adanya intervensi dari kekuatan eksternal ini benar adanya, sangat disayangkan partai sebesar Golkar mudah diobok-obok. Moga-moga kemungkinan yang ini tidak benar. Kalau ya, alarm juga bagi partai-partai politik yang lain," kata Romli kepada Obsessionnews.com di Jakarta, Senin (12/8). Romli mengatakan, peristiwa yang dialami Airlangga bisa terjadi pada partai lain kalau internal tidak solid. Idealnya, kalau terjadi gangguan secara eksternal, seluruh kader bersikap solid untuk membendung. "Peristiwa Golkar bisa saja terjadi nanti pada partai lain jika tidak solid dari internal partai. Mestinya elite-elite partai jika ada intervensi dari luar bersatu untuk melawannya. Tetapi yang kerap terjadi malah elitenya itu minta bantuan pihak eksternal," tuturnya. Baca juga: Airlangga: Kursi Pak Kapolri Saja Diambil Pak Bahlil Romli meragukan alasan mundur Airlangga yang juga diperkuat elite Golkar lainnya yakni, untuk fokus mengawal proses transisi pemerintahan. Alasan ini mudah untuk dipatahkan. "Jika terkait tugas di pemerintahan sebagai menko mestinya sudah lama mundur," tuturnya. Secara terpisah, Kejagung melalui Kapuspenkum Harli Siregar membantah adanya rencana untuk memeriksa Airlangga dalam perkara korupsi. Kejagung juga membantah adanya rencana untuk menggeledah kediaman Airlangga. Baca juga: Istana: Mundurnya Airlangga Urusan Internal Golkar, Bukan Jokowi Keputusan Airlangga mundur dari Ketum Golkar semakin janggal karena belakangan yang bersangkutan aktif bicara langkah pembentukan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di Jakarta, dan memimpin konsolidasi untuk menegaskan Munas Golkar digelar sesuai jadwal pada Desember 2024. Romli melanjutkan, keputusan Airlangga mundur tidak membawa dampak terhadap sikap Golkar ke depan. Partai beringin diyakini tetap berada dalam kekuasaan. "Jadi tidak mungkin akan keluar jadi oposisi. Tidak ada tradisi politik Golkar sebagai oposisi, ia akan selalu ada dalam kekuasaan," ujarnya. Dia juga menyinggung kabar kader-kader Golkar yang digadang-gadang bakal menjadi suksesor Airlangga seperti Bahlil Lahadalia dan Agus Gumiwang. Keduanya potensial memimpin Golkar ke depan dengan Jokowi masuk sebagai jajaran pengurus dan Ketua Dewan Pembina. "Keduanya orang dekat Presiden Jokowi sehingga bisa jadi nanti Jokowi masuk jajaran pengurus Golkar sebagai Ketua Dewan Pembina," kata Romli. (Erwin)