Pasca 20 Oktober 2024, Prabowo di Persimpangan Jalan

Oleh: Idan N Kusdianti, Sekjen Forum Tanah Air (FTA), Aktivis ARM Pidato Prabowo Subianto saat memberikan pengarahan pada acara pembekalan Calon Perwira Remaja di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2024). menjadi sorotan publik. Prabowo mengatakan, "Untuk apa kita bangun gedung-gedung, pelabuhan, bandara. Untuk apa kita bangun kereta api cepat, untuk apa kita bangun jalan raya, untuk apa kita bangun waduk, kalau negara ini tidak utuh, tidak aman, tidak terlindungi," ucap Prabowo dalam acara tersebut. Menurut Prabowo, melindungi negara harus sesuai dengan pesan yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yakni tujuan nasional yang pertama adalah melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Pernyataan Prabowo mengisyaratkan bahwa Prabowo akan mengambil sikap sebagai kesatria dan pasang badan untuk dan demi kedaulatan NKRI. Semoga ucapan Prabowo benar adanya, bukan hanya lips service demi mendapatkan simpati dari rakyat. Meskipun itu tidak mudah bagi seorang Prabowo yang notabene Gibran putra mahkota Jokowi menjadi wakilnya. Ada dua pilihan bagi Prabowo pasca 20 Oktober 2024 mendatang : 1. Mengamputasi kepentingan dan proyek-proyek ambisi Jokowi dan fokus pada mengembalikan kedaulatan dan kesejahteraan rakyat. 2. Melanjutkan kepentingan dan ambisi Jokowi yang sudah membuat carut marut dalam berbangsa dan bernegara. Dan apabila opsi yang kedua ini dipilih dipastikan Pemerintahan Prabowo tidak lebih dari seumur jagung. Rakyat Indonesia menghendaki Prabowo bersikap kesatria menempatkan kepentingan bangsa di atas segalanya, sehingga dengan dukungan rakyat beban berat yang diwariskan oleh Jokowi akan terselesaikan dengan happy ending. Mungkinkah? Mungkin saja jika banyak elemen terus bersuara dan terus mengingatkan. Karena tak ada pesta yang tidak usai, tak terkecuali untuk Jokowi. Rakyat masih mengalami trauma dan rasa kecewa terhadap Prabowo, kekecewaan yang amat sangat ketika 2019 hampir seluruh rakyat all out mendukungnya menjadi RI 1, tapi di ujung perjuangan, saat Prabowo dicurangi oleh Jokowi, bukannya mempertahankan prinsip dan ada di pihak rakyat, malah berbalik badan, menyeberang dan berhadapan dengan rakyat dengan dalih strategi jargon "Timbul Tenggelam Bersama Rakyat" menjadi blunder saat itu, yang ada menjadi Prabowo timbul dan rakyat tenggelam. Itu sebabnya kenapa ada pertanyaan "Mungkinkan Prabowo saat ini mau dan bisa pasang badan untuk rakyat?" Kepercayaan itu mahal, pak! Just wait and see, rakyat sedang melihat, mengamati dan menilai. Jika masih ada di bawah bayang-bayang Jokowi bahkan menjadi perpanjangan tangannya, jangan salahkan rakyat jika keduanya ditawur oleh rakyat. Bangun semangat lebih besar dan tinggi, jadikan perjuangan saat ini adalah pertarungan hebat yang mempertaruhkan nasib anak cucu kita. Jangan pernah menyerah! []