Makna Penting Tahun Baru Hijriah dalam Konteks Menjadikan Indonesia Lebih Baik

Oleh: Dr. H. Serian Wijatno, Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan Bendahara Umum DMI Umat Islam memasuki tahun baru 1446 H. Tentu ini bukan sekadar pergantian tahun semata. Karena ada makna tersirat di dalamnya. Salah satu makna penting yang tersirat adalah sebagai momentum bagi kita kaum Muslimin untuk melakukan muhasabah, evaluasi, dan introspeksi terhadap perjalanan hidup. Momentum perbaikan diri ini sangat penting agar ke depan kita menjadi insan yang lebih baik lagi. Inilah ibrah atau pelajaran penting dari peringatan tahun baru Hijriah. Kita harus bisa dan mampu mengambil ibrah, hikmah dengan merenungkan masa lalu dengan meninggalkan hal-hal yang negatif, serta mengambil sisi-sisi yang lain sebagai bekal menghadapi masa depan.
Dalam upaya meraih bekal menghadapi masa depan itulah kita harus optimis bisa melakukan perubahan lebih baik di masa yang akan datang. Caranya adalah dengan terus melakukan ikhtiar-ikhtiar terbaik. Bukankah Allah telah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). …” (QS.Al-Hasyr[59]: 18). Dalam mengarungi kehidupan melalui ikhtiar ini kita juga harus menyadari bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Karena itu penting untuk disadari bahwa kehadiran kita di bumi ini justru karena kita diperintahkan untuk melakukan ikhtiar dan setelah itu kita diingatkan untuk bertawakal, berserah diri kepada Allah. Dalam Al-Qur’an disebutkan artinya, “Sesungguhnya Allah memiliki pengetahuan tentang hari Kiamat, menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia kerjakan besok. (Begitu pula) tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti”.(QS.Luqman [31]: 34). Ayat ini telah dengan tegas menunjukkan kekuasaan Allah atas masa depan dan ketidaktahuan kita tentang apa yang akan terjadi esok. Dari petikan ayat ini saja kita harus paham bahwa Allah menunjukkan lima kekuasaannya sekaligus tentang masa depan: Pertama, Allahlah yang tahu kapan kiamat akan terjadi. Tidak ada satu pun manusia yang tahu kapan kiamat datang. Kedua, Allahlah yang mengetahui kapan hujan akan turun untuk menghidupkan bumi ini dan memberi rezeki kepada manusia untuk bekal kehidupan di dunia. . Ketiga, Allahlah yang maha tahu apa yang ada dalam kandungan seorang ibu. Walaupun saat ini sudah ditemukan alat-alat canggih untuk melihat kondisi bayi dalam rahim seorang ibu, seperti USG dan sebagainya, namun pada hakikatnya semua masih dalam fase prediksi. Keempat, Allahlah yang tahu nasib kita di masa yang akan datang. Kita hanya berusaha dengan cara yang terbaik, namun Allahlah yang akan menentukan hasilnya. Segala ketentuan yang terjadi di dunia ini merupakan rencana Allah Swt. Tidak ada yang bisa mengubahnya, kecuali hanya Dia. Allah Swt berfirman: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha tinggi, yang menciptakan (semua mahluk) dan menyempurna-kannya, yang memberi takdir kemudian mengarahkan(nya)” (QS. Al-A’la 1-3). Kelima, Allahlah yang tahu kapan seseorang akan mati. Tidak ada manusia yang bisa merencanakan umurnya, meninggal dunia di mana, dan di mana dia akan dikuburkan. Namun kematian merupakan keniscayaan yang akan dihadapi oleh semua makhluk yang bernyawa. Artinya, “Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan.” (QS: Al-A’raf: 34). Inti dari pesan penting dari peringatan Tahun Baru Hijriah ini seperti yang jelas tercatat dalam pesan Rasulullah saw: “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka).”(HR Al-Hakim). Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang orang yang beruntung, yang hari ini lebih baik dari hari sebelumnya. Nah, dalam konteks kita sebagai bangsa Indonesia yang sebentar lagi akan mendapatkan pemimpin baru yakni Bapak Jenderal Prabowo Subianto sebagai Presiden dan Bapak Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden, maka marilah kita sebagai rakyat harus bersatu dan memberi dukungan doa semoga dalam kepemimpinan beliau Indonesia akan terus menjadi lebih baik. Jadikan Tahun Baru Hijriah sebagai momentum bangsa ini untuk bersatu dan menghentikan polarisasi bagi hidup yang lebih serasi dan menyongsong kehidupan yang lebih baik. ***
